Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 11 Oktober 2024, “Ia Mencerai-beraikan”
memecah-belahkan berarti dia sedang dikuasai oleh iblis. Di mana ada perpecahan atau cerai berai berarti di situ iblis sedang berkarya.
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 11 Oktober 2024, “Ia Mencerai-beraikan”
Hari Jumat Biasa Pekan XXVII
Bacaan I: Gal. 3: 7-14
Injil : Lukas 11: 15-26
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Cerai-berai dipakai untuk menjelaskan satu keadaan yang terpecah-pecah dari satu kumpulan. Misalkan ada orang berkumpul dan tiba-tiba tercerai-berai karena ada bencana misalnya. Jadi cerai-berai selalu mencirikan perpecahan dalam satu kelompok atau kumpulan orang tertentu.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari-hari akhir pekan ini, kita kembali masih dalam permenungan Santo Paulus dan Injil Lukas. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia yang lebih fokus pada pola prilaku yang benar bagi semua orang yang beriman kepada Allah dan bukan karena orang yang hanya berpegang pada hukum Taurat. Dan bagi Paulus, yang disebut sebagai anak-anak Abraham adalah mereka yang hidup dari iman seperti Abraham beriman kepada Allah.
Namun bagi yang hidup dari pelaksanaan hukum Taurat saja adalah orang yang dianggap tak beriman kepada Allah. Karena bagi Paulus, Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan menjadi ‘orang terkutuk’ di atas salib supaya Dia memenangkan semua orang yang beriman kepadaNya. Karena setiap orang yang beriman kepadaNya akan diselamatkan.
Seperti yang dikisahkan dalam injil hari ini tentang Yesus yang mengusir setan dan orang menilaiNya sebagai orang yang mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, seorang kepala setan. Reaksi orang tentang Yesus yang mengusir setan dengan menggunakan kuasa Beelzebul ini sebagai bentuk celaan mereka untuk mencobai Yesus. Dan tentunya Yesus sudah tahu tujuan mereka.
Maka Yesus memulai pengajaranNya kepada mereka dengan membuat perumpamaan tentang beberapa hal yang penting: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jika iblis juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimana mungkin kerajaannya bisa bertahan?”
Perumpamaan yang disampaikan Yesus mau menegaskan bahwa diriNya bukanlah iblis karena ciri khas utama yang dibuat oleh iblis itu adalah memecah belah atau mencerai-beraikan. Maka jika ada yang mencerai-beraikan atau memecah-belah itu berarti dia sedang hidup dalam kekuatan iblis.
Karena bagi Yesus: “Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Daku, dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Dengan pengajaran ini, kita menjadi tahu dan mengerti bahwa ketika setan atau iblis yang menguasai kita maka pasti dia akan memecah-belah atau mencerai-beraikan. Dan itu sudah kelihatan dalam hidup kita.
Satu keluarga yang tercerai-berai atau terpecah-pecah akan hancur karena di sana pasti iblislah yang berkarya. Itu tanda paling nyata untuk melihat apakah Tuhan sedang berkarya atau tidak dalam diri kita atau dalam keluarga atau dalam lingkungan kita atau bahkan dalam negara kita hanya dengan melihat apakah kita tetap bersatu atau kita tercerai berai. Jika kita bersatu itu berarti karya Tuhan sedang terjadi dalam diri kita atau dalam lingkungan atau dalam kelompok tertentu atau bahkan dalam satu negara.
Namun jika yang terjadi dalam diri kita atau dalam lingkungan atau kelompok maupu dalam negara itu terjadi perpecahan atau tercerai beraikan maka dapat dipastikan bahwa itu adalah karya iblis atau setan yang sudah merasuki diri kita, lingkungan, bahkan negara kita. Untuk itu, kita disadarkan kembali bahwa jika kita bersatu dengan Tuhan berarti kita sedang mengumpulkan apa yang tercerai-berai itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.