Opini

Opini: Terima Kasih Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, Sosok yang Visioner

Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira juga adalah salah satu pendiri Seminari Tinggi St. Mikhael, Penfui, Kupang.

Editor: Dion DB Putra
DOK HIDUPKATOLIK.COM
Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD 

Dari rahim Sinar Buana, telah melahirkan banyak calon imam dan imam, baik imam diosesan dan imam tarekat. Maka, jelas bahwa saya secara personal merasa kehilangan.

Merasa kehilangan sosok pendiri Seminari Sinar Buana, tempat di mana saya memulai dan merintis perkembangan hidup saya. 

Di tempat inilah, saya benar-benar dibentuk dan mengalami hidup sebagai seorang calon imam. Selama enam tahun saya hidup dalam rahim Sinar Buana.

Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira juga adalah salah satu pendiri Seminari Tinggi St. Mikhael, Penfui, Kupang.

Seminari Tinggi St. Mikhael menampung calon imam dari tiga Keuskupan. Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua dan Keuskupan Weetebula. Dari rahim seminari tinggi ini, lahir para imam diosesan dari ketiga keuskupan tersebut. 

Tentu tanpa ide dan gagasan dari Mgr. Kherubim, Seminari Sinar Buana dan Seminari Tinggi St. Mikhael tidak pernah berdiri. 

Konsekuensi logisnya, saya dan banyak calon imam serta para imam tentu tidak pernah melanjutkan pendidikan dan membentuk diri kami di kedua tempat tersebut. 

Dengan demikian, jelas bahwa kepergian Mgr. Kherubim Pareira melahirkan situasi dan kondisi kehilangan luar biasa di Keuskupan Weetebula, Keuskupan Maumere dan secara umum Gereja Katolik.

Sosok yang Visioner

Sosok Mgr. Kherubim, hemat saya seorang yang mampu mengaktualisasikan semua visi dan misinya. Wittgenstein dalam buku Tractatus logico-phiosophicus, menggagas konseo yang dinamakan proposisi elementer. 

Proposisi ini disebut elementer karena tidak dapat dianalisis lagi.
Artinya, apa yang dikatakan merujuk pada suatu fakta tertentu. Atau dalam arti lain yakni struktur proposisi sama dengan struktur realitas.

Proposisi elementer lebih lanjut dimaksudkan dengan apa yang dikatakan mesti dilakukan. Struktur perkataan mesti dilakukan atau diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Atau dalam arti lainnya yakni apa yang telah digagaskan mesti dilaksanakan.

Anggapan dan konsep Wittgenstein ini sungguh sesuai dengan pribadi Mgr. Kherubim. Sebagai seorang uskup di Keuskupan baru, Mgr. Kherubim tentu memiliki visi dan misi yang sangat relevan. 

Visi dan misi tersebut benar-benar direalisasikannya di Keuskupan yang baru berkembang. Semula ketika Mgr. Kherubim memimpin, belum begitu banyak tarekat religius yang bermisi di Keuskupan Weetebula. 

Beliau mengundang banyak tarekat untuk bermisi dan melahirkan banyak umat Katolik di Keuskupan Weetebula.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved