Derap Nusantara

Membangun Strategi Siber Komprehensif, Prioritas Pemerintah Baru

Di era digital yang semakin maju ini, kita tidak bisa lagi memandang keamanan siber sebagai isu sampingan.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA/FATHUR ROCHMAN
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam wawancara cegat di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (1/10/2024). 

POS-KUPANG.COM - Pesatnya transformasi digital di Indonesia memunculkan tantangan baru terkait keamanan siber. Di era digital yang semakin maju ini, kita tidak bisa lagi memandang keamanan siber sebagai isu sampingan.

Setiap hari, kita menyaksikan bagaimana ancaman siber dapat mempengaruhi, tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga institusi pemerintah, usaha kecil dan menengah, bahkan individu.

Serangan siber telah berkembang menjadi ancaman nyata yang dapat mengganggu operasional, merusak reputasi, dan bahkan mengancam keamanan nasional.

Salah satu tantangan utama bagi pemerintah adalah mengimplementasikan strategi keamanan siber secara efektif di seluruh lembaga pemerintah dan sektor swasta.

Upaya ini membutuhkan koordinasi yang kuat antarlembaga, selain upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber.

Pemerintah Indonesia mendatang akan menghadapi berbagai tugas penting dan berat untuk memperkuat keamanan siber negara dalam 100 hari pertama masa kerjanya. Berbagai pendekatan multi-aspek perlu diperhatikan untuk memperkuat keamanan siber serta memastikan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas pemerintahan.

Berikut beberapa pendekatan yang perlu dilakukan tersebut. Pertama, pemerintah perlu melakukan penilaian dan analisa menyeluruh terhadap infrastruktur dan sistem yang ada, termasuk di dalam upaya ini adalah mengidentifikasi kelemahan dalam sistem pemerintahan dan infrastruktur kritis yang dapat menjadi target serangan siber.

Infrastruktur kritis ini mencakup sektor-sektor vital, seperti energi, transportasi, telekomunikasi, ruang angkasa (satelit) dan keuangan yang semakin tergantung pada sistem digital.

Dengan memahami lanskap keamanan siber, pemerintah dapat merumuskan strategi yang lebih baik untuk melindungi data dan sistem.

Kedua, pengembangan kerangka kerja keamanan siber nasional harus menjadi prioritas. Kerangka ini harus mencakup kebijakan, regulasi, dan praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh sektor publik dan swasta. Hal ini juga penting untuk memastikan bahwa kerangka kerja tersebut sejalan dengan standar internasional, sehingga memudahkan kolaborasi dan berbagi informasi dengan negara lain.

Ketiga, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keamanan siber menjadi salah satu isu krusial. Pemerintah harus meluncurkan kampanye kesadaran untuk mendidik masyarakat dan bisnis tentang pentingnya menjaga data pribadi dan organisasi.

Perlu juga bagi pemerintah untuk menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan, sehingga dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang terampil dalam menghadapi tantangan keamanan siber.

Keempat, peningkatan kemampuan respons dan tanggap insiden juga harus menjadi fokus. Untuk itu perlu dibentuk tim respons tanggap insiden nasional yang dapat dengan cepat menangani insiden siber dan meminimalisir dampaknya. Latihan dan simulasi secara berkala dapat membantu tim ini siap menghadapi situasi nyata.

Terakhir, kolaborasi internasional sangat penting. Melibatkan mitra global untuk berbagi data intelijen dan praktik terbaik dapat meningkatkan posisi keamanan siber Indonesia secara signifikan. Untuk memperkuat upaya ini, pemerintah perlu meningkatkan partisipasi dalam forum dan perjanjian keamanan siber internasional.

Dengan mengedepankan prioritas-prioritas ini, pemerintah yang baru dapat membangun fondasi yang kuat untuk lingkungan siber yang aman dan tangguh.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved