Berita Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua Diproyeksi Terus Defisit Air
Harapan kami bahwa satu orang satu pohon sudah bisa menyelamatkan Rai Hawu karena tidak dengan cara lain, menanam pohon adalah menanam air
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, SEBA - Dari tahun ke tahun Kabupaten Sabu Raijua mengalami defisit air. Sehingga diperlukan langkah mitigasi bencana kekeringan.
Herson Kedah, Kabid Penataan dan Penataan Peningkatan Kapasitas DLHK Sabu Raijua mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, Sabu Raijua mengalami defisit air sejak tahun sebelumnya sampai dengan tahun ini dan diprediksi tahun-tahun depan juga demikian.
Kurangnya lahan tertutup dan pengeboran sumur yang demikian masif tanpa izin akan berdampak pada intursi air laut. Intrusi air laut adalah naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan, atau peristiwa meresapnya air laut ke dalam air tanah.
Intrusi atau penyusupan air laut ke dalam akuifer di daratan pada dasarnya adalah proses terdesaknya air bawah tanah tawar oleh air laut di dalam akuifer pada daerah pantai.
Baca juga: Pria di Sabu Raijua Tewas Tertabrak, Begini Kronologi Laka Lantasnya
Oleh karena itu, ke depannya perlu dibuatkan embung resapan, embung-embung resapan untuk menaikkan permukaan air tanah untuk menghambat instrusi air laut. Kondisi Sabu Raijua yang kering dan gersang dapat dilakukan mitigasi kekeringan dengan langkah memperluas area tutupan lahan.
"Banyak hal yang bisa dilakukan termasuk penanaman pohon-pohon, kayu-kayu di areal terbuka," kata Herson.
Penanaman pohon yang dilakukan tidak terlokalisir di satu tempat tetapi dilakukan orang per orangan dengan melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah dengan harapan, ke depannya ada kepedulian dari pimpinan daerah yang terpilih bagaimana memitigasi kekeringan di Sabu Raijua.
"Harapan kami bahwa satu orang satu pohon sudah bisa menyelamatkan Rai Hawu karena tidak dengan cara lain, menanam pohon adalah menanam air. Itu kuncinya," ujarnya.
Untuk memitigasi kerawanan bencana di Sabu Raijua, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua melakukan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2025-2029 pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kegiatan kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD ini, kerawanan bencana di Sabu Raijua yaitu kebakaran, kekeringan, gempa bumi, banjir, dan longsor yang disebabkan kurangnya luas tutupan lahan terhadap permukaan tanah. Apabila terjadi curah hujan tinggi maka potensi-potensi itu bisa terjadi.
Dalam kajian lingkungan strategis ini, memberikan masukan, rekomendasi untuk menjaga tujuan pembangunan berkelanjutan dalam proses perencanaan pelaksanaan pembangunan yang dituangkan dalam RPJMD Teknokrat oleh Bappeda Sabu Raijua bersama Bupati dan Wakil Bupati terpilih nantinya.
"Ini hanya berupa satu kajian lingkungan hidup supaya bagaimana ke depannya pembangunan dilaksanakan harus didasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan terhadap pembangunan itu sendiri," ungkapnya.(dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.