Timor Leste
Intervensi Australia di Timor Leste Selama 25 Tahun Ini: Senjata, Spionase dan Minyak
Mempertahankan perjanjian-perjanjian sebelumnya akan membuat negara terbaru di dunia ini, seperti yang dikatakan Alkatiri, “terbuang sia-sia”.
Australia tidak akan membayar kembali pendapatan tambahan miliaran dolar yang seharusnya diberikan kepada Timor Timur seandainya perbatasan yang adil ditetapkan pada tahun 2002. Oleh karena itu, situasi yang mengerikan terus berlanjut dimana salah satu negara terkaya di dunia ini menguras sumber daya dari salah satu negara termiskin.
Intervensi Timor Timur merupakan pengerahan pasukan terbesar Australia sejak Perang Vietnam, menandai era baru “intervensi regional”.
Selama dekade berikutnya, Australia mengirim pejabat militer, polisi dan pemerintah ke Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Vanuatu, Tonga, Nauru dan sekali lagi ke Timor Timur.
Baca juga: Viral Video Kebakaran Bus Babadok Jurusan Kupang-Dili Timor Leste
Petualangan neo-kolonial ini digunakan untuk membenarkan peningkatan besar anggaran militer Australia. Namun mereka belum melakukan apa pun untuk mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan pembangunan di negara-negara kepulauan Pasifik.
Saat ini, Australia bersaing ketat dengan Tiongkok untuk mendapatkan pengaruh di kawasan Pasifik barat daya. Diplomasi Australia mencerminkan ancaman Tiongkok terhadap kedaulatan negara-negara kecil dan keinginan Tiongkok untuk mengeksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut.
Sebaliknya, Australia membanggakan diri sebagai bagian dari “keluarga Pasifik” dan hanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu negara-negara tetangganya.
Sulit untuk menyelaraskan citra diri yang cerah ini dengan sejarah penindasan, spionase, dan keserakahan Australia di Timor Leste. (redflag.org.au)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.