Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 30 September 2024, yang Rapuh Dipanggil Tuhan
bukan nama kita. Prinsip Yohanes Pembaptis perlu diterapkan di sini: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 30 September 2024, Yang Rapuh Dipanggil Tuhan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Perayaan Wajib St. Hieronimus
Lectio:
Ayub 1:6-22; Mazmur 17:1.2-3.6-7; Lukas 9:46-50
Meditatio:
Murid-murid Yesus bertengkar, berebut menjadi yang terbesar. Karena tidak mau disaingi, mereka juga mencegah orang lain mengusir setan demi nama Yesus, padahal mereka sendiri gagal melakukannya (bdk. Luk. 9:40). Dua hal
tersebut terjadi justru setelah Yesus memberi tahu mereka bahwa Ia akan menanggung penderitaan (Luk. 9:44). Ini berarti para murid belum memahami pribadi Yesus dan tugas pengutusan-Nya.
Karena itu, Yesus kemudian menghadirkan seorang anak kecil di hadapan mereka. Sosok yang lemah dan tidak berdaya ini menjadi lambang para murid sendiri. Meski diutus untuk mewartakan Injil, mereka sebenarnya tidak lebih dari kumpulan orang kecil dan sederhana. Sungguh tidak pantas kalau mereka berebut menjadi yang terbesar, sebab seperti anak kecil itu, mereka bukanlah siapa-siapa! Kekuatan para murid tidak berasal dari diri mereka sendiri,
melainkan dari Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 27 September 2024, "Cintailah Tuhan"
Dalam karya pewartaan Injil, memang ada godaan besar bahwa yang kita wartakan bukan Allah, melainkan diri kita sendiri. Dikerumuni dan didengarkan banyak orang membuat kita lupa diri, merasa diri kitalah yang hebat. Hal itu
tidak boleh terjadi. Yang harusnya makin terkenal itu nama Allah, bukan nama kita. Prinsip Yohanes Pembaptis perlu diterapkan di sini: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30).
Di akhir September ini kita merayakan peringatan Santo Hieronimus (342-420). Dia berjasa besar dalam menerjemahkan Kitab Suci. Nama lengkap Eusebius Hieronimus Sophronius. Ayahnya seorang yang saleh. Ia mendidik Hieronimus dalam hidup kristiani yang taat. Santo Hieronimus menegaskan, “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” (Ignoratio Scripturarum, Ignoratio Christi Est).
Santo Hieronimus juga menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Dia punya kerapuhan dan pengalaman pahit. Dia bersyukur bahwa dalam kerapuhannya, Allah masih berkenan memakainya. Ia berkata “Aku sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena aku dapat memetik buah-buah yang manis dari segala pelajaran yang pahit yang telah aku alami selama ini.”
Hieronimus dikenal sebagai imam dan pujangga Gereja. Dia berjasa dalam menerjemahkan Kitab Suci yang kita punya sekarang. Ia menerjemahkan teks Kitab Suci Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin. Ia juga menerjemahan Kitab Suci Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Terjemahannya dalam bahasa Latin ini disebut Vulgata.
Hasil karya Santo Hieronimus ini telah dinyatakan oleh Konsili Trente sebagai sumber dan acuan resmi Kitab Suci berbahasa Latin dalam Gereja Katolik. Juga menjadi sumber dan acuan dari versi-versi kitab suci yang diterjemahkan
dengan bahasa-bahasa lain. Karena ada terjemahan dalam bahasa Latin, teks Kitab Suci lalu bisa diterjemahkan dalam bahasa Italy, bahasa Inggris, Jerman, Indonesia, Jawa, dsb.
Dia meninggal dunia dengan damai pada 30 september 420. Ia dimakamkan di bawah Gereja Nativity di Betlehem. Lama sesudah itu jenasahnya dipindahkan ke Roma. Hieronimus digambarkan bersama dengan seekor singa, yang
melambangkan ketidakgentaran dan keberaniannya dalam membela kebenaran iman yang sejati.
Pertanyaan refleksinya, seberapa jauh Anda mendukung hidup panggilan menjadi imam selama ini? Bagaimana komitmen Anda dalam membaca Kitab Suci selama ini?
Missio:
Kita belajar dari Santo Hironimus yang selalu setia membaca Kitab Suci dan menterjemahkannya agar kita mengerti dan memahami Sabda Allh. Kita membangun persaudaraan sejati dan menanamkan sikap saling menghormati
dan tekun bekerja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.