Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 26 September 2024, Cemas, Tidak Ada Damai di Hati

Apakah kehadiran Yesus bisa membuat rasa cemas sirna? Apakah kehadiran Yesus bisa membuat hati merasa damai, tenang dan tidak khawatir lagi?

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 26 September 2024, Cemas, Tidak Ada Damai di Hati 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 26 September 2024, Cemas, Tidak Ada Damai di Hati

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Kamis, 26 September 2024, Hari Biasa Pekan XXV
Kosmas dan Damianus

Pengkotbah 1:2-11; Mazmur 90:3-4.5-6.12-13.14.17

Injil: Lukas 9:7-9

Meditatio:

Apakah anda pernah merasa cemas? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata cemas artinya risau hati (karena khawatir, takut) atau gelisah (tidak tenteram atau tidak tenang). Misalnya, Bapak Yusuf merasa cemas menantikan hasil pemeriksaan dokter yang menangani penyakitnya.

Contoh lain, Ibu Budi selalu merasa gelisah sejak mendengar kabar bahwa anaknya Peter terkena PHK, seminggu yang lalu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 24 September 2024, Membangun Kekuatan Mendengarkan dengan Empati

Cemas, risau, khawatir, gelisah, selalu menyangkut pikiran dan hati. Orang yang cemas tidak tenang pikiran dan hatinya. Ia merasa tidak ada damai dalam hidupnya, baik atas apa yang telah terjadi maupun atas apa
yang belum terjadi. Anda pernah merasakan seperti itu?

Herodes Antipas, raja wilayah Galilea, pernah merasakannya.Salah satu berita yang santer terdengar yaitu mengenai Yohanes Pembaptis yang telah dipenggal kepalanya oleh utusan Herodes dan dikabarkan ia telah bangkit dari antara orang mati. Herodes merasa cemas.

Alasannya, ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit (Luk 9:7-8).

 Herodes berada dalam kecemasan yang tidak menentu. Sebab dia tahu persis bahwa Yohanes telah dia penggal kepalanya. Yohanes telah mati. Jenazahnya telah dikubur. Tetapi muncul berita bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Lantas siapa orang ini? Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu? (ay. 9).

Herodes penasaran! Rasa cemasnya makin kuat. Hal itu juga membuat dia makin merasa terancam oleh kehadiran atau keberadaan Orang ini. Maka, dia berusaha untuk dapat bertemu denganNya, yang bernama Yesus, seorang dari wilayah Herodes (Luk 23:7). Jika Herodes ingin bertemu dengan Yesus, hal itu terjadi bukan karena dia ingin mengenal Yesus lebih dalam, mau percaya kepada-Nya dan menjadi murid-Nya, tidak.

Dia ingin bertemu dengan Yesus, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu (bdk. Luk 23:8), dengan motivasi lain. Maka, ketika melihat Yesus, dia sangat girang (ay. 8), namun rasa cemasnya tidak sirna. Aneh kan? Dia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak meresponsnya sama sekali (ay. 9). Yesus tutup mulut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved