Vatikan

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Myanmar, Tawarkan Perlindungan untuk Aung San Suu Kyi

Paus Fransiskus menyerukan perdamaian di Myanmar dan menawarkan perlindungan bagi Aung San Suu Kyi di Vatikan

Editor: Agustinus Sape
MEDIA VATIKAN
Paus Fransiskus saat menyapa para peziarah yang memenuhi pelataran Basilika Santo Petrus Vatikan, Minggu 1 September 2024. 

Namun, reputasi Suu Kyi jatuh di tahun 2017 karena dianggap mendiamkan persekusi yang dilakukan Tatmadaw terhadap etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh. Sejak itu jutaan warga Rohingya mengungsi di dalam dan keluar negeri.

Kekerasan terhadap Rohingya menjadi salah satu fokus penyelidikan genosida Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) demikian pula kekerasan yang terus menimpa Rohingya di dalam negeri dan di pengungsian di Bangladesh dekat Kota Cox's Bazaar.

Warga Rohingya yang dulu dipersekusi Tatmadaw, kini direkrut untuk menjadi tentara pemerintah. Banyak dari mereka yang melarikan diri karena terjebak dalam situasi yang sulit antara kekejaman Tatmadaw dan serangan balik kelompok anti pemerintah Myanmar.

Syed bukan nama asli, berbicara di Cox's Bazaar, Senin (23/9/2024), dirinya melarikan diri lagi setelah sempat pulang ke Arakan. Di sana dia dipaksa ikut wajib militer oleh Tatmadaw untuk melawan pasukan perlawanan Arakan Army.

“Orang menderita setiap hari. Banyak yang kelaparan dan mati karena lapar. Semua orang berusaha menyelamatkan nyawa sendiri,” kata Syed.

Pasukan Arakan Army berusaha mendirikan negara otonom di Provinsi Arakan melawan pemerintah pusat Myanmar.

Syed dan warga Rohingya yang terkena wajib militer, dipaksa bekerja menjadi kuli panggul, menggali parit pertahanan, dan menyediakan air bagi prajurit–prajurit Tatmadaw.

“Mereka tidak memberikan pelatihan dasar militer bagi kami orang Rohingya. Para prajurit tinggal di kantor – kantor polisi, Mereka tidak turun ke lapangan,” kata Syed.

Ketika dipaksa berpatroli ke perkampungan Muslim, Syed pun melarikan diri. Dia menuju perbatasan dan menyeberang ke Bangladesh. Dalam sebulan terakhir ada 14.000 pengungsi Rohingya meninggalkan Arakan memasuki Bangladesh.

Myanmar yang penduduknya mayoritas penganut agama Buddha berada dalam kekacauan sejak kudeta tahun 2021 ketika Junta Militer berkuasa. Mereka mendapat perlawanan dari kelompok pro demokrasi dan milisi – milisi berbasis etnis yang menguasai daerah perbatasan Myanmar dengan Thailand – China – India – Bangladesh. (kompas.id/reuters/afp)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved