Vatikan
Sambut Tahun Baru, Paus Fransiskus Serukan Umat Katolik Tolak Aborsi, Lindungi dan Hormati Kehidupan
Paus Fransiskus menyambut tahun 2025 dengan Misa Tahun Baru di Basilika Santo Petrus Vatikan pada hari Rabu, membuat seruan baru bagi para pengikutnya
POS-KUPANG.COM, VATIKAN - Paus Fransiskus menyambut tahun 2025 dengan menyerukan umat Katolik untuk menolak aborsi dan menyerukan “komitmen tegas” untuk melindungi dan menghormati kehidupan “dari pembuahan hingga kematian wajar.”
Paus Fransiskus menyambut tahun 2025 dengan Misa Tahun Baru di Basilika Santo Petrus Vatikan pada hari Rabu (1/1/2025), membuat seruan baru bagi para pengikutnya untuk menolak aborsi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Paus Fransiskus menjadi lebih blak-blakan mengenai aborsi dibandingkan pada awal masa kepausannya, sehingga baru-baru ini memicu kemarahan di Belgia atas komentarnya.
Apa yang Fransiskus katakan?
Dalam homilinya, Paus Fransiskus berdoa agar setiap orang belajar merawat “setiap anak yang lahir dari seorang wanita.”
Ia mendesak para pengikutnya untuk melindungi “anugerah kehidupan yang berharga: kehidupan di dalam rahim, kehidupan anak-anak, kehidupan orang yang menderita, orang miskin, orang lanjut usia, orang yang kesepian dan sekarat.”
“Saya mohon komitmen tegas untuk menghormati harkat dan martabat kehidupan manusia sejak dalam kandungan hingga kematian wajar, sehingga setiap orang dapat menghargai kehidupannya sendiri dan semua dapat menatap masa depan dengan penuh harapan,” ujarnya.
Paus menggunakan ungkapan yang biasanya menggarisbawahi penolakan gereja terhadap aborsi dan bunuh diri yang dibantu.
Apa yang kita ketahui tentang pendirian Paus terhadap aborsi
Paus Fransiskus, seorang Jesuit Argentina, semakin tegas dalam menentang aborsi dibandingkan pada awal masa kepausannya.
Pada bulan-bulan pertama masa kepausannya pada tahun 2013, ia mengeluh bahwa gereja menjadi terobsesi dengan “aturan-aturan yang tidak masuk akal” mengenai isu-isu seperti aborsi.
Paus sekarang sering menyamakan aborsi dengan “menyewa pembunuh bayaran untuk menyelesaikan suatu masalah.”
Pada bulan September, ia memicu kontroversi saat berkunjung ke Belgia dengan menggambarkan undang-undang aborsi di negara tersebut sebagai tindakan yang "mematikan".
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo memanggil duta besar Vatikan dan mengecam pernyataan tersebut sebagai “tidak dapat diterima.”
Lebih dari 500 orang meminta untuk didebaptis sebagai protes atas pernyataan Paus Fransiskus tentang hak-hak perempuan dan peran mereka dalam masyarakat selama kunjungannya ke negara tersebut. (dw.com/ap/reuters)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.