Berita NTT
Repatriasi Arsip Suara Jaap Kunst ke Nusa Tenggara Timur Sudah Terwujud
Sejak saat itu, dengan secara swadaya dan hidup pas-pasan, Kunst dan Katy istrinya, mulai mengumpulkan berbagai rekaman musik etnis Nusantara.
Ragil Sukriwul, penyair yang juga Direktur Seni dan Budaya IRGSC mengungkapkan, koleksi ini dibuat pada tahun-tahun 1920-an sejak teknologi alat perekaman audio pertama dikembangkan oleh Thomas Alfa Edison mulai diluncurkan di pasar Eropa, yang memungkinkan perekaman suara-suara musik dan nyanyian tradisi di Hindia Belanda itu dilakukan.
“Tantangannya memang adalah kita masih berusaha untuk membersihkan suara kasar (noise) yang tinggi dari file-file audio yang telah terdigitalisasi itu."
"Selain karena kualitas teknologi alat rekam yang masih sederhana, noise yang muncul itu bisa saja diakibatkan oleh terlalu lamanya umur simpan dari selinder lilin yang menyimpan hasil-hasil rekaman itu sehingga kualitas lilinnya sudah sangat menurun dan mungkin sekian banyak debu telah menempel di media itu yang kemudian mempengaruhi hasil dan kualitas audionya ketika dialihwahanakan dengan teknologi audio hari ini,” katanya.
Koleksi suara Jaap Kunst selanjutnya bisa diakses di Perpustakaan Daerah NTT, tepatnya di Lantai 2 gedung ini di Pojok Jaap Kunst atau Jaap Kunst Hoek.
Untuk memudahkan para pengunjung mengakses file suara (sound archieve) Jaap Kunst, Universiteit van Amsterdam menghibahkan dua buah komputer berisi rekaman suara dan video bisu.
Stefanus de Rosari dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan mengungkapkan langkah repatriasi merupakan langkah baik dan sejalan dengan kerja pengarsipan Pemda Provinsi NTT.
“Kami berharap ini yang pertama, dan akan dilanjutkan dengan arsip-arsip dari Belanda yang saat ini masih dianggap hilang di NTT,” ujarnya.
Decky Seo, pegiat teater mengaku peluncuran Jaap Kunst ini sangat dibutuhkan.
“Kami merasa sangat terbantu, karena koleksi suara, tari dan foto ini memudahkan kami merekonstruksi sesuatu dari masa lalu, tanpa harus mengira-ngira, karena ada jejak audio dan visualnya,” ungkapnya.
Pengumuman Pemenang Lomba
Selain repatriasi koleksi Jaap Kunst, di tempat yang sama para pemenang lomba penulisan esai dengan tema “Warisan Budaya: Relevansi dan Inovasinya dalam Kehidupan Hari Ini dan Esok” juga diumumkan.

Lomba yang dibuka sejak Juli 2024 diikuti oleh 114 penulis, dengan komposisi 68 (59,6 persen) penulis laki-laki, dan 46 penulis perempuan (40,4 persen). Lomba penulisan ini diikuti penulis dari berbagai penjuru NTT. Tercatat para penulis datang dari 18 kabupaten/kota di NTT.
“Antusiasme penulis luar biasa, dan kami selaku dewan juri juga sangat tertantang untuk membaca naskah para pemenang lomba, kepala saya hampir meledak, dan tulisannya bagus-bagus,” ujar Ragil.
Dion DB Putra, salah seorang juri mengaku kagum bahwa penulis dari generasi baru dari NTT begitu banyak.
“Saya tidak menyangka antusiasme penulis muda cukup banyak, dan tulisan yang masuk luar biasa, dan saya harapkan lomba-lomba semacam ini bisa terus diadakan untuk memberi ruang budaya untuk generasi muda,” kata Dion DB Putra, juri sekaligus Pemimpin Redaksi Pos Kupang.
Sedangkan Elcid Li, selaku direktur eksekutif IRGSC dalam sambutannya mengungkapkan Jaap Kunst adalah perwakilan peradaban modern Eropa yang berupaya mengumpulkan artefak budaya Nusantara, dan satu abad kemudian kita generasi saat ini ditantang untuk memberi makna terhadap koleksi-koleksi ini.
Jaap Kunst
Ragil Sukriwul
IRGSC
Dominggus Elcid Li
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Barbara Titus
penulisan esai
Telkomsel, Wajah Baru Gaya Inovatif yang Menghipnotis |
![]() |
---|
Sejarah Baru, Atlet Gymnastik Pertama dari NTT Langsung Naik Podium Juara di Jakarta |
![]() |
---|
Pengamat Undana Nilai Hakim MK Tidak Berprinsip Hapus Parlemen Threshold |
![]() |
---|
Pj Bupati Kupang Ajak Pemuda Katolik NTT Sinergi dengan Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe Minta Warga NTT Eratkan Rasa Persatuan dan Persaudaraan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.