Berita Flores Timur

Gelombang dan Angin Kencang, Nelayan di Delang Flores Timur Tak Melaut

Gelombang dan Angin Kencang, Nelayan di Delang Flores Timur Tak Melaut

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Nelayan di Dusun Delang, Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Cuaca tak bersahabat membuat ratusan nelayan di Dusun Delang, Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, NTT, berhenti melaut untuk sementara waktu.

Angin kencang disertai dengan gelombang kuat di perairan Laut Flores memaksa mereka untuk tak melakukan aktivitas sebagaimana biasa hingga cuaca kembali membaik.

Salah satu nelayan, Sumbe Lamabelawa (45), mengatakan cuaca buruk sudah berlangsung selama dua hari, Rabu, 18 September 2024 dan Kamis, 19 September 2024.

"Sudah dua hari tidak cari ikan, cuaca sangat buruk, angin kencang lalu gelombangnya juga kuat sekali," katanya kepada wartawan, Kamis, 19 September 2024.

Pria yang sudah beristri dan dikaruniai dua orang anak itu hanya bisa mengawasi perahu miliknya agar tetap aman berlabuh di pinggir pantai.

Perahu dengan panjang sekira sembilan meter itu tampak terombang-ambing, begitu pun puluhan perahu lainnya.

"Pasrah saja, mau bagaimana kalau keadaan macam begini. Tunggu sampai keadaannya kembali seperti biasa baru turun (melaut) lagi," ujarnya.

Lamabelawa menerangkan, pihaknya bisa saja menangkap ikan meski di tengan cuaca buruk, namun dengan resiko besar bahkan ancaman kehilangan nyawa.

"Tidak mau ambil resiko. Kita turun melaut juga tidak lama, tangakapan sangat sedikit, bisa jadi perahu terbalik di tengah laut," tutur Lamabelawa.

Lamabelawa biasa menangkap ikan besar seperti ikan dasar merah, kerapu, kakap putih, kakap merah, cakalang, ekor kuning, tenggiri, dan masih banyak lagi.

Jika menggunakan pukat, nelayan Delang mampu meraup hasil yang cukup maksimal untuk dijual langsung ke Pasar Larantuka yang jaraknya sekira 5 kilometer dari Dusun Delang.

"Biasa jual itu ikan selar, sembe, layang, ikan terbang, dan tembang. Tergantung musim ikan," terangnya.

Baca juga: Duka Dua Bocah Yatim Piatu di Flores Timur Usai Sang Ibu Meninggal Akibat Kecelakaan Lalul Lntas

Dia juga mengeluh terkait pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang dijual di PPI Amagarapati. Menurutnya, nelayan sulit mendapatkan BBM karena rumitnya aturan Pemerintah Daerah setempat.

"Kami beli eceran lewat pengusaha BMM pengecer. Kalau beli langsung di PPI itu rumit, urusan administrasinya lama, kemudian kami juga harus buang biaya ke sana, jaraknya jauh," katanya. (*)

 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM  lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved