Jelang Pelantikan Presiden dan Wapres

Said Abdullah: Pertemuan Prabowo-Bu Mega Jangan Dikaitkan dengan Bagi-bagi Kekuasaan

Rencana pertemuan Prabowo Subianto dengan Bu Mega, Ketua Umum PDIP rupanya mengundang pelbagai respon, termasuk dari Ketua DPP PDIP, Said Abdullah.

Editor: Frans Krowin
tribunnews
BAGI KEKUASAAN – Ketua DPP PDIP, Said Abdullah tak ingin kalau pertemuan Prabowo-Bu Mega dikait-kaitkan dengan isu bagi-bagi kekuasaan. 

POS-KUPANG.COM – Rencana pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Bu Mega, Ketua Umum PDIP rupanya mengundang pelbagai respon, termasuk dari Ketua DPP PDIP, Said Abdullah.

Kader Partai Banteng Moncong Putih ini menekankan bahwa pihaknya tak ingin kalau pertemuan antara Prabowo dan Megawati Soekarnoputri tersebut dikait-kaitkan dengan bagi-bagi kekuasaan.

Apalagi, lanjut dia, pada saat sekarang ini sedang dalam fase dimana ada pembentukan kabinet untuk masa kerja pemerintahan baru periode lima tahun ke depan, 2024 – 2029.

"Jangan ditarik ke hal-hal sempit, bagi-bagi kekuasaan atau tidak bagi-bagi di luar lah," kata Said saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari Tribunnews.com, Rabu 18 September 2024.

Said Abdullah juga membantah kalau pertemuaan antara Bu Mega dengan Prabowo sebagai pratanda kalau PDIP akan bergabung dan mendukung pemerintahan Prabowo – Gibran dalam lima tahun ke depan.

"Jangan ditarik ke gabung bergabung dan tidak gabung. Yang terpenting sesungguhnya adalah bertemunya kedua tokoh bangsa ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Said menyampaikan pertemuan keduanya lebih banyak membicarakan persoalan penyamaan visi kebangsaan.

Khususnya bagaimana membangun bangsa dan negara ke depannya.

Sebaliknya, kata Said, pihaknya tidak masalah jika nantinya PDIP harus beroposisi.

Sebab, partai berlambang banteng itu tetap memberikan kritik konstruktif bagi pemerintahan Prabowo.

"Kalau kami melakukan kritik konstruktif bukannya dibutuhkan pemerintah. Pemerintah mana yang tidak membutuhkan kritik konstruktif? Bukan kritik asal kritik, bukan kritik asal ngantam tapi kritik konstruktif yang memberikan jalan keluar. Setidaknya ada alternatif," pungkasnya.

Untuk diketahui, belakangan muncul isu sinyalemen yang menyebutkan tentang adanya rencana pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Kabar itu mencuat setelah Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyampaikan bahwa Prabowo dan Megawati saling memberi salam hormat. Bahkan disebutkan pula bahwa pertemuan antara kedua tokoh nasional itu akan segera terwujud. 

"Insyaallah akan terjadi (pertemuan Prabowo-Megawati)," kata Ahmad Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com Rabu 18 September 2024. 

Muzani menegaskan, pertemuan Prabowo dan Megawati akan terjadi sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved