China

Puluhan Ribu Orang Mengungsi Saat Badai Bebinca Landa Shanghai China, dan Badai Boris Landa Eropa

Badai terburuk sejak 1949, Bebinca, melanda Shanghai. Sementara badai Boris yang membawa hujan deras sejak Kamis melanda Eropa tengah dan timur.

|
Editor: Agustinus Sape
AFP/HECTOR RETAMAL
Dampak topan Bebinca di Shangai, China, pada Senin (16/9/2024). 

Di Krnov, ribuan warga juga harus dievakuasi karena hampir separuh kota terendam. Sungai Oder yang mengalir ke wilayah Polandia mencapai tingkat ekstrem di Ostrava dan Bohumin, juga memaksa evakuasi massal penduduk kedua kota.

Ostrava, ibu kota wilayah itu sekaligus kota terbesar ketiga di Ceko, menghadapi gangguan konektivitas dengan kota-kota sekitar. Jan Dohnal, Wali Kota Ostrava, mengatakan, hampir tidak ada kereta yang beroperasi di wilayah tersebut karena separuh wilayah terendam.

PM Petr Fiala meminta otoritas berwenang untuk fokus pada proses evakuasi dan penyelamatan warga terdampak. Rapat darurat untuk menanggapi bencana akan digelar Senin ini.

Otoritas cuaca menyebut badai Boris sebagai penyebab utama curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Eropa tengah dan timur. Sejumlah negara menyatakan, curah hujan yang tinggi selama tiga hari terakhir setara dengan tinggi curah hujan tiga bulan dalam kondisi normal.

Situasi ini terjadi karena dua hal, yakni udara dingin dari utara bercampur dengan uap air dari perairan Mediterania dan Laut Hitam yang luar biasa hangat. Kedua, area bertekanan rendah terjebak, terperangkap di antara tekanan tinggi di barat dan timur.

Dampaknya, timbul gelombang udara dengan intensitas tinggi. Setelah banjir ekstrem pada tahun 2021, Jaringan Atribusi Cuaca Dunia menyimpulkan bahwa pemanasan iklim berarti kemungkinan dan intensitas kejadian seperti itu di Eropa meningkat.

Austria

Otoritas berwenang Austria menetapkan status darurat kebencanaan di wilayah Lower Austria, wilayah timur laut negara tersebut. Sekitar 10.000 anggota militer Austria bersama-sama dengan regu pencari dan penyelamat berjibaku untuk mengevakuasi penghuni 1.100 rumah di sana. Otoritas berupaya menyiapkan akomodasi darurat bagi warga yang mengungsi.

Otoritas menyebut situasi di wilayah Lower Austria menjadi sangat berbahaya karena berada di sepanjang Sungai Kamp yang mengalir ke Danube. Untuk saat ini, Waduk Ottenstein masih berfungsi sebagai penyangga.

Akan tetapi, menurut para ahli, waduk itu hanya memiliki ketahanan daya tampung hingga beberapa jam ke depan dan bisa meluap, menimbulkan bahaya lain bagi penduduk yang tinggal di sekitar waduk.

Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan, situasi terus memburuk. Pemerintah, katanya, siap menerjunkan lagi tambahan 2.400 personel militer mendukung upaya evakuasi dan pencarian.

”Kami mengalami masa-masa sulit dan dramatis di Lower Austria. Bagi banyak orang di Austria Hilir, ini mungkin akan menjadi masa-masa tersulit dalam hidup mereka,” kata Johanna Mikl-Leitner, Gubernur Lower Austria.

Vienna, ibu kota Austria, juga menghadapi bencana serupa. Sungai Wien yang mengaliri kota tersebut meluap dan merendam rumah-rumah warga yang tinggal di sekitar sungai. (kompas.id/ap/afp)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved