China

Puluhan Ribu Orang Mengungsi Saat Badai Bebinca Landa Shanghai China, dan Badai Boris Landa Eropa

Badai terburuk sejak 1949, Bebinca, melanda Shanghai. Sementara badai Boris yang membawa hujan deras sejak Kamis melanda Eropa tengah dan timur.

|
Editor: Agustinus Sape
AFP/HECTOR RETAMAL
Dampak topan Bebinca di Shangai, China, pada Senin (16/9/2024). 

POS-KUPANG.COM, SHANGAI - Badai terburuk sejak 1949, Bebinca, melanda Shanghai. Sementara badai Boris yang membawa hujan deras sejak Kamis melanda Eropa tengah dan timur hingga menewaskan sejumlah orang.

Bebinca membawa angin berkecepatan 151 kilometer per jam ke Shanghai, China, pada Senin (16/9/2024). Dampaknya, seluruh penerbangan dari dan ke Shangai dihentikan sejak Minggu.

Otoritas penerbangan di Hangzhou yang berjarak hampir 200 kilometer dari Shanghai juga bersiap menghentikan seluruh penerbangan. Antisipasi Bebinca juga dipersiapkan di Jiangsu, Zhejiang, dan Anhui.

Pemerintah memerintahkan 414.000 orang mengungsi dari berbagai lokasi di Shanghai. Setidaknya 60.000 petugas tanggap darurat dikerahkan membantu para korban. Jalan-jalan Shanghai lengang pada Senin pagi saat biasanya kemacetan melanda salah satu metropolitan China tersebut.

Bebinca tiba beberapa hari selepas Hainan, yang berjarak hampir 2.000 km dari Shanghai, dilanda topan Yagi. Setidaknya empat orang tewas di China akibat Yagi. Selain Hainan, topan itu juga memorakporandakan Indo-China. Ada ratusan orang meninggal di Indo-China gara-gara Yagi.

Boris menerjang

Dari Eropa tengah dilaporkan, badai Boris masih terus berdampak. Hingga Senin, enam orang tewas di Romania. Sementara di Ceko, empat orang dilaporkan hilang.

 Di Austria dan Polandia ada masing-masing satu korban tewas. Setidaknya 10.000 dari 56.000 penduduk Opava, kota Ceko yang berbatasan dengan Polandia, diperintahkan mengungsi.

Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengimbau warga mengutamakan nyawa di atas yang lainnya. Ia berharap warga tidak tergesa-gesa kembali dari pengungsian. ”Hal yang terburuk belum berlalu,” katanya.

Setidaknya 100 wilayah di Ceko dikategorikan paling rawan akibat Boris. Daerah perbatasan Ceko-Polandia diumumkan Praha sebagai daerah rawan akibat banjir yang dibawa Boris. Sejumlah daerah lain juga dinyatakan rawan.

Dua wilayah di timur laut, termasuk wilayah Pegunungan Jesenik yang berbatasan dengan Polandia, menjadi yang terparah. Wilayah itu terisolasi setelah jalan dan jalur kereta api yang menghubungkan dengan kota-kota di sekitarnya terputus akibat terendam. Militer mengirim helikopter untuk membantu evakuasi.

Di Moravia Utara dan Moravia Selatan, proses evakuasi warga yang hilang tersapu banjir masih dilakukan. Tiga warga terjebak di dalam mobil setelah banjir menyapu kendaraan yang mereka tumpangi di Moravia Utara.

Marek Joch, seorang warga Lipov di tenggara, mengatakan, kota terputus di semua sisi dan gelombang berikutnya banjir masih akan datang. ”Sekarang semua orang berusaha membersihkan secepat mungkin untuk mencegah tumpahan besar lebih lanjut dari sungai. Sayangnya, tidak ada yang tahu kapan air akan surut. Kami masih harus bertahan hidup hingga Selasa. Ini bukan akhir,” kata Joch, dikutip dari BBC.

Untuk mencegah jatuhnya korban, otoritas terpaksa mematikan listrik di Klodzko. Akibatnya, 17.000 warga di daerah tersebut untuk sementara hidup dalam kondisi gelap gulita, tanpa koneksi internet. Telepon seluler juga tidak berfungsi.

Wali Kota Opava Tomas Navratil mengatakan, banjir saat ini lebih buruk daripada banjir 1997. Padahal, banjir 1997 disebut salah satu banjir terdahsyat di Opava dalam seabad terakhir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved