Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 7 September 2024, Tiga Cara Memahami Peraturan yang Memberi Keadilan.

relasi horizontal yang semakin baik dengan mau konsisten menjalankan peraturan dan di lain pihak membuat rasa keadilan dapat tercapai.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Cover buku Mereka Berharga di Mata-Ku, Memandang Sesama Menurut Yesus dan Paus Fransiskus. 

Oleh: Gabriel Chanfarry Hadylaw

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 7 September 2024, Tiga Cara Memahami Peraturan yang Memberi Keadilan.

Manusia umumnya mengenal peraturan di hampir semua aspek kehidupan dan berharap semua warga mau menjalankannya secara bersama-sama.

Namun ada ungkapan mengatakan, "peraturan tidak selalu sama dengan keadilan, ia bahkan bisa saja bertentangan dengan prinsip keadilan. Peraturan memiliki relativitasnya sendiri.

Manusia berharap praktek melaksanakan peraturan sangat kaku masih dapat memberi satu ruangan keadilan bagi warganya .

Ada tiga cara manusia dapat memahami peraturan yang dapat memberi rasa keadilan sehingga semua pihak dapat merasakan manfaatnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 5 September 2024,“Bertolaklah ke Tempat yang Dalam”

Pertama. Manusia dapat belajar memahami tujuan utama dari peraturan yang dibuat yang dapat memberi keadilan bagi semuanya.

Manusia  dapat semakin mua saling menghormati satu sama lain dengan sesama anggota keluarga di rumah, rekan kerja di tempat kerja, kolega di berbagai komunitas dan lainnya.

Kedua. Manusia bisa belajar  menjalankan peraturan yang dapat membuat kehidupan semakin nyaman.

Manusia dapat membangun relasi horizontal yang semakin baik dengan mau konsisten menjalankan peraturan dan di lain pihak membuat rasa keadilan dapat tercapai.

Ketiga. Manusia dapat memahami rasa keadilan ketika mau menjalankan peraturan secara sempurna.

Manusia dapat semakin membangun empati yang baik dengan sesama melalui peraturan yang dibuat sehingga semua pihak merasakan aspek keadilan.

Tuhan ingin manusia menjalankan peraturan sesuai suara hati dan dapat menjalankan KehendakNya.

Lalu Yesus menjawab kepada orang Farisi, "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam? Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa praktek Sabat tidak boleh merosot menjadi suatu bentuk upacara keagamaan atau ritual keagamaan semata yang harus dipelihara*_ dengan mengorbankan kebutuhan keadilan dengan konteksnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved