UMKM NTT
Jual Produk Keripik, Pelaku UMKM di Manggarai Timur Rai Omset Ratusan Ribu Rupiah Setiap Hari
Dan lama kelamaan semakin diminati banyak orang, sehingga saya membuka usaha ini dengan nama usaha IKM Mama MaRen
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG - Emerensiana Yasti Surya atau Mama Ren warga Kampung Peot, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur meraih omset ratusan ribu rupiah dari hasil penjualan produk keripik.
Mama Ren menyampaikan itu kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 4 September 2024.
Mama Ren didampingi suaminya Evensius Soni, menuturkan, usaha yang digelutinya berawal dari iseng-iseng untuk cemilan.
Kata dia, pada tahun 2019 lalu, saat itu Ia masih bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL). Ia memproduksi keripik pisang untuk dibawa ke kantor tempatnya bekerja untuk makan bersama teman-teman kantornya sebagai cemilan.
Baca juga: 30 Anggota DPRD Manggarai Timur Periode 2024-2029
Ternyata, kata Mama Ren, cemilan itu dirasa enak dan renyah, sehingga teman-teman yang mendorong dirinya untuk memproduksi lebih banyak lagi untuk dijual. Karena itu, dirinya juga memproduksi lebih banyak lagi untuk dijual.
"Lalu teman-teman mulai posting di akun media sosial mereka masing-masing, akhirnya ada yang mulai pesan baik dari teman-teman pegawai kantor lain. Dan lama kelamaan semakin diminati banyak orang, sehingga saya membuka usaha ini dengan nama usaha IKM Mama MaRen,"ujarnya.
Mama Ren juga menerangkan IKM MaRen mempunyai prodak keripik pisang dan keripik talas putih dan merah dengan berbagai varian yakni untuk keripik pisang memiliki tiga varian rasa dan keripik talas memiliki 5 rasa varian.
Dikatakanya, prodak-prodak itu hasil otodidak sendiri dengan belajar cara pembuatan dari media sosial seperti youtube, fecebook dan lainya. Awalnya Mama Ren memproduksi keripik pisang, lalu berjalannya waktu, Ia mulai mengembangkan usahanya dengan memproduksi keripik talas tepatnya pada tahun 2021 lalu.
"Memang semakin banyak yang minat saat itu, sehingga saya coba kembangkan produksi lain yaitu stik talas dan pisang juga ada keripik singkong dan keripik ubi ungu, semuanya bahan dasar pangan lokal," ujarnya.
Ia mengatakan, jumlah produksi yang dihasilkan setiap hari tergantung permintaan. Jika permintaan banyak, maka ia bisa memproduksi hingga 30 pcs baik untuk keripik pisang maupun keripik talas.
Bahan baku seperti pisang, Mama Ren mendatangkan dari Kabupaten Sikka, sebab di Manggarai Timur saat ini tidak ada produksi pisang akibat diserang penyakit layu bakteri. Sedangkan untuk talas, ia membelinya dari pasar Borong.
"Keripik pisang dan keripik keladi/talas adalah hasil olahan pangan lokal, yang keseluruhan bahan bakunya bersumber dari pangan lokal para petani Manggarai Timur. Diolah secara higienis sesuai standar operasional Depkes RI. Proses produksi dilakukan secara manual dengan dibantu peralatan bersumber energi listrik dengan kapasitas kecil,"terangnya..
Untuk kerja memproduksi keripik pisang dan talas, ia dibantu oleh suaminya Evensius Soni dan anaknya. Jika pemesanan pembeli dalam jumlah banyak, ia menggunakan tenaga harian orang.
Mama Ren mengaku, kini usahanya memiliki ijin resmi dari Pemerintah dan sudah diuji oleh BPOM dengan prodak MaRen sudah berlabel Halal dengan batas waktu kedaluwarsa 6 bulan lamanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.