Kunjungan Paus Fransiskus
Menjelang Kunjungan Paus Fransiskus, Inilah Sejarah Singkat Gereja Katolik di Indonesia
Paus Fransiskus akan berangkat dengan pesawat dari Roma menuju Indonesia pada sore hari tanggal 2 September untuk perjalanan internasional ke-45.
Di masjid tersebut, ia akan disambut oleh imam besar, Nasaruddin Umar, yang pada malam kunjungannya mengungkapkan bahwa Fransiskus akan menandatangani dokumen bersejarah di sana mengenai "masalah kemanusiaan, toleransi, dan lingkungan."
Setelah kunjungan ke masjid tersebut, Fransiskus akan pergi ke kantor pusat Konferensi Waligereja Indonesia untuk bertemu dengan para penerima manfaat dari organisasi-organisasi amal.
Malam harinya, ia akan memimpin Misa untuk 86.000 umat dari seluruh 37 keuskupan di Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno. Keputusan dibuat untuk tidak menyelenggarakan Misa di tempat umum karena alasan keamanan.
Indonesia, yang terletak di Asia Tenggara dan Oseania di antara Samudra Hindia dan Pasifik, merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 pulau.
Indonesia memiliki 400 kelompok etnis yang berbicara dalam berbagai bahasa, tetapi bahasa utamanya adalah Bahasa Indonesia.
Negara ini merupakan negara ekonomi berkembang dengan sumber daya minyak, gas alam, dan kayu tropis yang sangat besar, serta cadangan batu bara, nikel, bauksit, emas, timah, dan tembaga yang menarik investasi asing.
Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia, dengan sekitar 280 juta orang, dan memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
Meskipun 87 persen penduduknya beragama Islam, sebagian besar Muslim Sunni, Indonesia mengakui enam agama utama: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Lebih dari 10 persen penduduknya beragama Kristen, dengan 20 juta Protestan dan delapan juta Katolik.
Pada tahun 1945, para pendiri bangsa sepakat bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sekuler maupun negara teokratis, dan pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa “Pancasila” adalah filsafat negara yang resmi.
Pancasila terdiri dari lima sila: 1) Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; dan 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Agama di Indonesia
Sebelum datangnya agama-agama besar dunia, penduduk Indonesia menganut animisme dan dinamisme. Agama Hindu datang pada abad kedua Masehi dan agama Buddha pada abad keenam; kedua agama ini membentuk budaya dan religiusitas Indonesia hingga datangnya Islam pada abad ke-13.
Sementara penganut Kristen Nestorian dikatakan telah tinggal di Sumatera Utara pada abad ketujuh, dan berabad-abad kemudian penganut Kristen ritus Siro-Kasdim tiba, agama Kristen baru dibawa secara lebih lengkap pada abad ke-16 oleh penjajah dan misionaris mereka masing-masing: Katolik oleh Portugis dan Protestan oleh Belanda.
Misionaris Jesuit St. Fransiskus Xaverius bekerja di Kepulauan Maluku untuk waktu yang singkat (1546 hingga 1547), tetapi 100 tahun kemudian, Perusahaan Hindia Timur Belanda mengusir semua misionaris Katolik.
Namun, pada tahun 1859, para Jesuit Belanda kembali ke Jawa dan memulai paroki Katolik pertama. Pada tahun 1900, ada 50.000 umat Katolik di Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.