Berita Belu
Bawaslu Belu Ajak Pemilih Pemula Tolak Politik Uang
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Belu, Agustinus Bau, mengajak pemilih pemula di Kabupaten Belu untuk menolak politik uang
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Belu, Agustinus Bau, mengajak pemilih pemula di Kabupaten Belu untuk menolak politik uang pada Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang.
Ajakan ini disampaikan oleh Agustinus Bau saat kegiatan pagelaran budaya Pilkada 2024 yang diselenggarakan oleh RRI Atambua bekerja sama dengan SMAN Raimanuk, bertempat di Aula SMA Negeri Raimanuk, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Jumat 23 Agustus 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dari SMA Negeri Raimanuk, SMK Perbatasan Raimanuk, dan SMA Terpadu Hati Tersuci Maria (HTM) Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat, yang merupakan pemilih pemula.
Dalam materinya, Agustinus Bau menekankan pentingnya kesadaran pemilih pemula untuk menolak segala bentuk praktik politik uang yang kerap terjadi saat pemilu.
Menurut Agus Bau tindakan politik uang ialah bukan suatu budaya yang ada di Kabupaten Belu.
"Kalau mau berbuat curang di dalam pilkada, kita harus kembali ke budaya kita. Apakah budaya kita mengajarkan hal-hal yang tidak baik? Maka kita harus kembali kepada budaya kita yang baik," ujar Agus Bau.
Ia menekankan bahwa politik uang, termasuk serangan fajar di mana orang membagi-bagikan uang atau barang, merupakan bentuk kejahatan terhadap demokrasi.
Agus Bau juga menjelaskan bahwa praktik politik uang ini tidak hanya mencoreng proses demokrasi, tetapi juga berpotensi merusak kehidupan sosial masyarakat.
Baca juga: Pilkada Belu, Bawaslu Luncurkan Indeks Kerawanan Pemilihan
"Orang yang menerima uang akan fanatik terhadap calon yang memberi uang. Ketika tetangga tidak mendukung calon tersebut, akan muncul kebencian, marah, dan permusuhan di antara warga, bahkan bisa sampai ke dalam keluarga," jelasnya.
Ia mengajak pemilih pemula untuk tidak mudah terpengaruh oleh politik uang dan untuk memilih berdasarkan pertimbangan yang matang, bukan karena iming-iming uang atau janji palsu.
"Jangan pernah tergoda oleh politik uang, karena politik uang itu mengajarkan kita untuk korupsi. Jika kita menerima uang dari seorang calon, berarti kita mengajak orang untuk korupsi. Pilihlah calon yang benar-benar mampu membawa perubahan positif dan bukan karena mereka memberi uang," tegasnya. (Cr23).
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.