Opini

Opini: Dari Roma ke Ndona, Menjelang Tahbisan Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden

Tertangkap kamera, Paus tersenyum. Bukan itu saja. Paus kelihatan sekali tertawa lepas. Budi juga demikian. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr Paul Budi Kleden tiba di Kota Ende, Sabtu, 10 Agustus 2024 

Oleh Wilfrid Babun SVD
Biarawan Katolik

POS-KUPANG.COM  - Ada yang kirim reels. Superior general Societas Verbi Divini, SVD bertemu Paus Fransiskus. Pater Budi Kleden SVD mengenakan kalung di leher Pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia. 

Tertangkap kamera, Paus tersenyum. Bukan itu saja. Paus kelihatan sekali tertawa lepas. Budi juga demikian. 

Bukankah kita, homo symbolicum? Kita yang selalu berusaha menangkap  signal dari setiap perjumpaan,yang tersirat dari yang tersurat. Apa maknanya?

Ingatan dan refleksi saya sangat datar saja. Tetapi bagi media, itu news. Yang satu seorang Paus, dan satu lagi seorang superior general. Jabat tangan, senyum tawa saat audiensi di Roma.

Keterpilihan  Budi mengingatkan kita ungkapan klasik ini: Roma locuta finita est. 

Ketika surat sakti pengangkatan sebagai Gembala Keuskupan Agung Ende oleh Tahta suci Roma,25 Mei 2024, Budi seakan tidak  bisa buat apa-apa. 

Bahasa foto menangkap kasat mata, Budi malah menundukkan kepala. Anda dan dan saya bisa lihat di media online tentang itu. 

Dia meletakkan tangan di dadanya. Satu gesture dalam tradisi liturgi katolik, "menebah dada". Siapakah aku ini. Siapakah seorang Budi.

Dalam catatan internal Serikat Sabda Allah, Budi adalah orang kedua dari Asia yang terpilih sebagai Superior General SVD sejagat. Dan Budi adalah imam pertama SVD dari Indonesia menjadi orang nomor satu sebagai superior general SVD di Roma. 

Panggilan dan perutusan Gereja, mengharuskan Budi ayunkan langkah dari Roma. Roma dengan segala nuansanya. Budi pun ke Ndona.

Ndona

Ndona, itu di pinggir(an) kota Ende. Sebelum sampai Ndona, ada satu sungai, Wolowona. Wolo itu bukit, pegunungan. Sedangkan, Wona?

Sebelum sampai Ndona,harus lewat Wolowona. Siapa saja. Termasuk Mgr. Budi.

Bisa jadi, ini juga satu ilustrasi. Dan mungkin juga bukan kebetulan. 
Roma itu wah, Ndona itu sebaliknya. Mungkin, aduh.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved