Pilgub NTT

Menebak Figur yang Akan Digandeng Ansy Lema untuk Pilgub NTT

Isu dan komitmen kepada perempuan, ungkap dia,  bukan sekedar isu tempelan, tetapi harus menjadi isu arus utama (mainstream) dalam politik dan kebijak

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Ketua DPD Hanura NTT, Drs. Refafi Gah dan Ansy Lema berduet di Sekretariat DPD Hanura NTT, Jumat, 12 Juli 2024. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Bakal calon gubernur NTT dari PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema belum mengumumkan siapa sosok yang akan berpasangan dengannya untuk maju pada Pilkada Serentak 2024. 

Meski demikian, banyak figur yang telah dikaitkan dengan anggota DPR RI yang akrab disapa Ansy Lema itu. 

Tak hanya dari kalangan politisi, figur yang dikaitkan dengan politisi PDI Perjuangan itu pun berasal dari beragam profesi, temasuk pengusaha dan tokoh agama. Bahkan, mayoritas dari antara mereka merupakan figur perempuan yang tidak asing bagi publik NTT.

Pengamat politik Undana Kupang, Diana Tabun menyebut hal itu merupakan cermin kepedulian, perhatian dan sikap politik terhadap kaum perempuan NTT. Ansy Lema tidak hanya memperhatikan kesejahteraan tetapi mengedepankan kesetaraan partisipasi politik perempuan.

Diana menyebut, figur perempuan selama ini ditautkan publik untuk menjadi pasangan Ansy Lema sebagai calon wakil gubernur. 

Nama nama tersebut diantaranya, mantan Ketua Sinode GMIT Pendeta Dr Melly Kolimon, Anggota DPR RI Anita Jacoba Gah, Ketua DPRD NTT Emi Nomleni, Anggota DPRD NTT Reny Marlina Un, serta Politisi PSI Jane Suryanto.

Diana mengatakan, Ansy Lema dalam berbagai kesempatan memberikan kesempatan pada munculnya figur perempuan NTT.

"Artinya perempuan di mata Ansy adalah subjek hak yang memiliki kesempatan setara untuk memilih dan dipilih dalam kontestasi politik," ungkap diana.

Terpisah, Ansy Lema juga telah menegaskan kepedulian dan keberpihakannya kepada partisipasi politik dan kebijakan berperspektif gender dalam membangun NTT. 

Isu dan komitmen kepada perempuan, ungkap dia,  bukan sekedar isu tempelan, tetapi harus menjadi isu arus utama (mainstream) dalam politik dan kebijakan publik. 

“Selama ini perempuan dan isu yang terkait kurang mendapat tempat. Perempuan hanya menjadi penonton dalam Pilkada. Perempuan NTT berhak dipilih jadi calon dan memilih calon tertentu. Selain itu, isu-isu perempuan dipinggirkan karena budaya patriarki yang masih kental dalam perencanaan dan pengambilan keputusan publik,” ujar Ansy di Jakarta, Kamis (15/8/2024). 

Ansy mengaku sangat memberikan perhatian kepada dimensi pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, partisipasi dan peluang ekonomi, serta partisipasi politik. 

Apalagi, kata Ansy Lema, laporan World Economic Forum dalam Global Gender Gap Report 2023 (GGGI), menempatkan Indonesia termasuk NTT pada peringkat 87 dari 146 negara.
 
“Kita (NTT) masih sangat jauh tertinggal. Ini gambaran keadaan sekaligus pemicu kita untuk memberi prioritas kepada perempuan. Karena ini sudah dilindungi, diberi jaminan oleh konstitusi maupun berbagai bentuk kebijakan dan aturan perundang-undangan,” pungkas dia.

 

PDIP buka pintu partai non-seat merapat

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved