Wawancara Eksklusif

Dirut Bakti Kominfo Fadhilah Mathar Komitmen Majukan Jaringan Internet Meski Latar Belakang Pendidik

Dirut Bakti Kominfo Fadhilah Mathar mengemban tugas besar memajukan jaringan internet di seluruh Indonesia.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Direktur Utama Bakti Kominfo Fadhilah Mathar (kanan) melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra (kiri) di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024). 

Boleh cerita sedikit bagaimana sampai Ibu kesasar ke tempat ini lalu kemudian punya tugas yang menurut saya gak kaleng-kaleng?

Tugasnya memang gak kaleng-kaleng kalau saya cuma menjalani semua yang sudah digariskan Allah ya Pak jadi waktu itu memang saya sudah bekerja di Kominfo. Sebelum di Bakti tapi saya awalnya adalah dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemudian diperbantukan di Badan Litbang Kominfo.

Nah dalam perjalanannya memang dari awal saya di Bakt itu sudah sebelum saya dirut saya sudah Direktur Sumber Daya dan Administrasi karena ada tadi yang Bapak sampaikan ada kasus BTS itu kemudian ada pergantian Direktur Utama saya mengikuti lelang dengan semangat tadi bahwa pekerjaan mulia ini tidak boleh dihentikan.

Karena masyarakat menunggu sesuatu yang sudah terjadi tadi Bapak kasih analogi sangat bagus itu sepion supaya kita hati-hati ke depannya seperti apa. Nah itu yang membuat saya tetap bertekad untuk melanjutkan dengan teman-teman yang sekarang ini yang ada di Bakti dan mereka sangat luar biasa mensupport kami dan seluruh mitra-mitra kami.

Berarti Ibu ini orang yang sangat optimistis apapun yang terjadi the show must go on karena tentu tadi spionnya gak kaleng-kaleng juga masa lalunya juga gak kaleng-kaleng apakah ketika Ibu mengikuti seleksi ini juga memberikan mendapatkan support yang kuat termasuk keluarga?

Mereka (keluarga) harus support, kalau suami saya sudah meninggal jadi tinggal anak-anak saya. Saya bicara sama mereka kalau anak-anak cuma pertanyaan sebenarnya cuma mudah. Apa Mama masih bisa bareng sama kita hari ini.

Mereka sangat support orang tua saya sangat support, adik-adik kakak saya sangat support walaupun mungkin waktu itu ada kekhawatiran karena kan kasusnya besar.

Pemberitaan korupsi BTS ini kan masif, kalau orang biasa pasti takut ini karena kursi panas?

Tapi waktu itu kan kami didukung ini Pak dengan Kejaksaan Agung jadi walaupun satu sisi ada upaya penegakan hukum tapi sisi yang lain kami juga diberitakan rambu-rambu bagaimana penyelesaiannya ini.

Itu sangat membantu kami supaya ketika kita menyelesaikan ini ini tidak adalah pengelanggaran hukum yang kedua atau yang ketiga dan sebagainya jadi yang support banyak banget. Saya merasa cuma kendaraan yang dipakai orang banyak supaya kita sampai ke tujuan itu aja sih.

Supaya lebih lebih familiar dengan Ibu mungkin bisa diceritakan lahir besar di mana pendidikannya apa gitu?

Saya lahir di Makassar Pak di Ujung Pansang ya waktu itu orang tua saya dosen di UIN Alauddin jadi pendidikan saya itu sama dengan keluarga. Kami sebagian besar itu adalah pendidik walaupun saya juga yang entrepreneur kemudian saya pindah ke Jakarta.

Saya menyelesaikan seingat saya seluruh pendidikan saya itu di negeri sampai terakhir di IKIP Jakarta.

Waktu itu ngambil apa Ibu di IKIP Jakarta?

Dulu saya kuliah ambil lingkuan hidup sudah lama saya lupa.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved