Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 7 Agustus 2024, “Makan Remah-remah dari Meja Tuannya”

murid Tuhan yang bukan dari kalangan bangsa atau suku yang dipilih Tuhan. Namun kita dipilihNya karena kasihNya kepada kita.

Editor: Rosalina Woso
Dok. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 7 Agustus 2024, “Makan Remah-remah dari Meja Tuannya” 

Ungkapan pernyataan  Yeus ini  sudah  sangat  jelas untuk diperhatikan  sekaligus membuatnya paham akan misi Yesus yang  sebenarnya. Dan perempuan itu tetap memohon  kepadaNya: “Tuhan, tolonglah aku!” Namun  Yesus menjawabnya lagi: “Tidak patut mengambil  roti yang  disediakan  bagi  anak-anak dan melemparkannya  kepada  anjing.”

Pernyataan Yesus  ini  semakin  memperjelas  jarak  yang tak dapat dihindarkan oleh orang asing seperti  dia dan orang Israel. Namun perempuan ini  tetap pada pendiriannya:  “Benar  Tuhan,  tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang  jatuh dari  meja tuannya.”

Dalam konteks adat bangsa Yahudi, Israel, orang asing tidak bisa duduk satu meja untuk makan bersama. Itu akan menajiskan mereka. Maka permintaan perempuan ini seakan-akan ingin makan sama-sama satu meja dengan ‘tuan’nya, bangsa Israel apalagi dia seorang perempuan yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat.

Namun atas kegigihannya untuk bisa mendapatkan ‘privilege’ hak istimewa untuk bisa mendapatkan kasih karunia  di hadapan  Yesus, maka Yesus pun mengabulkan permohonanmu: “Hai ibu, besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang  kaukehendakai.”

Yesus membuat satu keputusan besar dengan mengabulkan permintaan ibu itu. Itulah tanda satu kebenaran iman yakni  kita tak pernah jemu-jemu untuk  datang kepada Tuhan bahkan saat dimana kita masih tetap dianggap tak layak di hadapanNya dan bukannya hanya datang  kepada Tuhan ‘Senin-Kamis’ saja. Maka marilah kita terus belajar untuk setia datang kepada Tuhan.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:kita adalah murid Tuhan yang bukan dari kalangan bangsa atau suku yang dipilih Tuhan. Namun kita dipilihNya karena kasihNya kepada kita.

Kedua, maka kita dianggap layak sebagai muridNya.

Ketiga, dan karena  sudah menjadi layak, maka tak ada cara lain selain selalu datang kepadaNya tak jemu-jemu walaupun kita masih tetap dianggap tak layak di hadapanNya karena dosa-dosa kita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

                                                                                                                                                 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved