Pilgub DKI Jakarta

PKB Diajak Gabung ke KIM Plus, Jazilul Fawaid: Ini Bukan Jegal Anies Baswedan

Di tengah maraknya perbincangan tentang kekuatan Koalisi Indonesia Maju atau KIM plus dan Pilgub DKI Jakarta, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul bicara.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
BUKAN PENJEGALAN – Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengungkapkan fakta bahwa pembentukan KIM Plus saat ini bukan untuk menjegas Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta. 

POS-KUPANG.COM – Di tengah maraknya perbincangan tentang kekuatan Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus dan Pilgub DKI Jakarta, tetiba Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid angkat bicara.

Ia mengungkapkan fakta bahwa Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, sudah diajak untuk segera bergabung di KIM Plus demi Pilkada Serentak 2024.

"Ya, kalau ajakan ya sih, ada. Tetapi siapa pasangan calonnya, ini kan juga belum," kata Jazilul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 7 Agustus 2024.

Meski begitu, Jazilul mengatakan bahwa pembentukan KIM Plus itu bukan bertujuan untuk menjegal pencalonan Anies Baswedan yang sudah mendeklarasikan kekuatan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024 ini.

Dikatakannya, anggapan penjegalan terhadap Anies Baswedan merupakan isu premature bahkan terlalu dini untuk disimpulkan. Karena partai-partai politik yang ada di KIM Plus belum bertemu untuk membahas Pilkada Jakarta.

Adapun, KIM Plus terdiri dari Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, dan Garuda.

Di luar itu, PKB, PKS, dan NasDem disebut-sebut juga akan bergabung KIM, karena hal tersebutlah, namanya menjadi KIM Plus.

"KIM Plus saja belum ada dan belum duduk bersama apalagi tuduhan menjegal atau apa. Jadi masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan," kata Jazilul.

PKB pun sampai saat ini juga belum memutuskan apakah akan bergabung dengan KIM Plus atau tidak.

Namun, memang diakui Jazilul, PKB masih mempertimbangkan usulan DPW PKB DKI Jakarta untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta.

"Lebih mendekati kepada apa yang menjadi keputusan usulan dari DPW PKB DKI Jakarta," ucap Jazilul.

Serupa dengan pendapat PKB, PKS juga mengakui bahwa pihaknya belum membahas soal kemungkinan bergabung dalam KIM Plus di Pilkada Jakarta 2024.

"Di tingkat DPP belum ada pembahasannya," kata Politikus PKS, Tifatul Sembiring saat dikonfirmasi, Rabu 7 Agustus 2024.

Sebelumnya, soal wacana kerja sama KIM Plus untuk Pilgub Jakarta ini disampaikan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Dasco mengatakan, pihaknya segera mengumumkan partai yang tergabung di KIM Plus.

Namun, Dasco tak mengungkapkan partai mana yang dimaksud untuk bekerja sama dengan KIM.

Ia hanya memastikan, pengumuman itu akan disampaikan dalam waktu dekat ini dan dipastikan partai di luar KIM yang akan mengusung Ridwan Kamil di Jakarta itu lebih dari satu.

"Nanti sehari dua hari baru kita sampaikan plusnya siapa saja, plusnya lebih dari satu," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 5 Agustus 2024.

Namun, saat dia ditanya apakah plusnya adalah PKS dan NasDem, Dasco tak meresponsnya.

"Ya nanti sehari dua hari ketauan kan asal sinkronisasinya," ungkapnya.

Apabila deklarasi bersama ini terwujud, Gubernur petahana, Anies hampir dipastikan akan gagal maju di Pilkada Jakarta 2024.

Sebab, PKS, NasDem dan PKB yang sempat akan mendukung Anies akan membelot ke KIM plus.

Peluang RK Makin Besar

Direktur Eksekutif Era Politik Indonesia Khafidlul Ulum mengatakan, peluang mendongkrak elektabilitas RK di Jakarta masih sangat besar di sisa waktu yang ada ini.

Apalagi, mantan Gubernur Jawa Barat tersebut memiliki rekam jejak memimpin daerah.

Ditambah lagi, RK juga merupakan seorang politisi yang tidak memiliki rekam jejak negatif.

Hal tersebut, dinilai bisa jadi modal bagi RK untuk maju di Jakarta, 

Meskipun, hingga saat ini, Anies Baswedan masih menjadi figur dengan elektabilitas paling tinggi di Jakarta.

”Ridwan Kamil punya modal yang bisa dibawa dari Jawa Barat ke Jakarta,” kata Ulum kepada wartawan, Selasa 6 Agustus 2024.

”Selama ini Ridwan Kamil juga tidak ada rekam jejak negatif. Dari sisi pencitraan politik bagus, penerimaan masyarakat bagus,” terang dia.

Menurut Ulum, RK masih mempunyai pekerjaan rumah soal elektabilitas ini, di mana ia harus mampu menaikan elektabilitasnya itu, agar bisa mengalahkan pesaingnya, yakni Anies dan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

”Elektabilitasnya kalau dibilang rendah tidak, belum terlalu tinggi. Dan itu kan masih ada waktu untuk menggenjotnya,” jelas dia. 

Kendati demikian, sebagai salah seorang kader Partai Golkar, RK sudah bisa dipastikan mendapat dukungan dari KIM.

Baca juga: Elit Parpol KIM Sepakat untuk Pilgub Jakarta, Eddy Soeparno: Besok Ada Deklarasi

Baca juga: Tak Gentar Hadari Tri Rismaharini di Pilgub Jawa Timur, Emil Dardak Bilang Begini

Apalagi, jika dukungan datang dari KIM Plus yang benar-benar terbentuk dan resmi mendeklarasikan dukungan mereka.

Keberadan KIM Plus itu dinilai bisa membuat peluang RK untuk menang di Jakarta semakin besar. 

”Dengan peta politik sekarang ini, Ridwan Kamil mendapat kepastian dan jaminan bahwasanya dia akan betul-betul mendapat dukungan banyak partai."

"Peluangnya akan besar untuk menang kalau KIM Plus terbentuk dan partai-partai itu berkumpul di situ,” jelas Ulum. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved