Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024, Kesombongan Menjadi Gerbang Masuknya Iri Hati

penyembuhan yang dilakukan-Nya. Jadi, para pendengar terkesan oleh dua hal, yakni hikmatNya dan mukjizat yang dilakukan-Nya.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD Menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024, Kesombongan Menjadi Gerbang Masuknya Iri Hati 

Oleh: Pastor John Lewar,SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 2 Agustus 2024, Kesombongan Menjadi Gerbang Masuknya Iri Hati

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Eusebius Vercelli,Petrus Yulianus Eymard
Yer. 26:1-9; Mzm. 69:5.8-10.14;
Injil: Matius 13:54-58.

Meditatio:
Penginjil Matius berkisah tentang kekaguman dan sekaligus penolakan orang-orang Nazaret terhadap Yesus ketika datang ke tempat asalNya. Di tempat asal-Nya, yakni di Nazaret, Yesus mengajar orang banyak di sinagoga. Tidak ada rincian ajaran apa yang diberikan oleh-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 31 Juli 2024, Kebaikan Pasti akan Menang atas Kejahatan

Matius hanya menekankan ketakjuban para pendengar atas hikmat-Nya dalam mengajar dan kuasa-Nya dalam mukjizat-mukjizat penyembuhan yang dilakukan-Nya. Jadi, para pendengar terkesan oleh dua hal, yakni hikmatNya dan mukjizat yang dilakukan-Nya.

Orang-orang terkagum-kagum oleh hikmat yang ditunjukkan Yesus dalam mengajar dan oleh kuasa-Nya dalam membuat mukjizat. Mereka dua kali menanyakan sumber hikmat dan kuasa itu: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu?”; juga, “Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Pertanyaan tersebut mendorong kita untuk memberikan jawaban bahwa hikmat dan kuasa Yesus berasal dari Allah.

Hikmat dan kuasa itu juga menunjukkan hubungan khusus Yesus dengan Allah. Kedua pertanyaan tersebut
menyiratkan reaksi skeptis orang-orang Nazaret terhadap Yesus karena mereka mengenal latar belakang keluarga-Nya sebagai orang biasa seperti mereka.

Pertanyaan ini telah menutup mata hati mereka terhadap Yesus. Pertanyaan yang mengandung keragu-raguan, ketidak percayaan, bahwa Yesus yang hanya seorang anak tukang kayu mempunyai hikmat seperti itu. Anggota keluarga-Nya dapat mereka sebutkan satu per satu. Prasangka ini membuat mereka tidak sampai pada pengakuan iman akan
Yesus sebagai Mesias, Anak Allah.

Mengapa keragu-raguan dan ketidak percayaan itu muncul di hati mereka? Mungkin mereka iri akan hikmat yang didapat Yesus, merasa Yesus tidak pantas dan layak mendapatkannya karena Dia hanya anak tukang kayu. Merasa sombong akan apa yang mereka miliki.

Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati, dengki, benci yang menutup mata hati terhadap kebenaran. Dengan demikian, pantaslah bila mereka tidak banyak mengalami kuasa mukjizat penyembuhan-Nya, sebab ada hubungan yang erat antara iman dan mukjizat.

Dari awalnya kagum, orang-orang lalu berubah menjadi kecewa dan menolak Yesus. Dalam konteks inilah Yesus mengungkapkan sebuah peribahasa, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Peribahasa ini mungkin telah beredar luas pada zaman Yesus karena muncul dalam keempat Injil. Penolakan
dan ketidakpercayaan mereka membuat Yesus membatasi pelayanan-Nya di Nazaret, sehingga tidak banyak mukjizat yang diadakan-Nya di situ.

Apa pesan yang bisa kita petik dari bacaan Injil hari ini?

Pertama, Yesus mencintai kampung halaman-Nya bersama dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Namun, mereka mempersoalkan asal-usul hikmat-Nya dalam mengajar dan kuasa-Nya dalam mengadakan mukjizat. Mereka
tampaknya menginginkan Yesus tetap sama seperti ketika tinggal bersama mereka. Alih-alih bangga dengan hikmat dan kuasa mukjizatNya, mereka malah kecewa dan menolak-Nya karena mungkin cemburu dan iri hati.

Semoga kita terbuka untuk menerima bahwa Tuhan dapat bekerja secara luar biasa melalui orang-orang yang kita anggap biasa dan sederhana (https://www.lbi.or.id/2023/08/04).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved