Renungan Harian Katoli
Renungan Harian Katolik Rabu 31 Juli 2024, “Pergi Menjual Seluruh Miliknya”
maka untuk bisa menemukan mutiara itu maka kita harus mampu membuat disermen yang tepat untuk dapat memutuskan yang tepat untuk hidup kita.
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 31 Juli 2024, “Pergi Menjual Seluruh Miliknya”
HariRabuBiasa Pekan XVII
Rabu,31Juli2024.PW Sto. Ignasius Loyola, Imam
Bacaan I: Yer. 15:10.16-21
Injil: Matius13:44-46
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua.Semua kita mempunyai milik yang ada pada kita baik itu hal yang besar maupun yang kecil dan yang hanya kita sendiri tahu. Semua harta milik kepunyaan kita itu adalah juga bagian dari perjuangan hidup kita sampai bisa mendapatkan hal-hal itu.
Maka kebanyakan dari kita, akan sangat menjaga harta milik yang kita punya itu agar bisa membantu kita dalam hidup kita ketika dibutuhkan. Intinya adalah bahwa semua milik kepunyaan kita itu adalah juga bagian dari kita juga untuk itu perlu dijaga untuk digunakan pada waktunya sehingga pada umumnya hati kita pun terpaut pada harta milik kita itu.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di akhir bulan, di pekan biasa ke XVII ini, gereja memperingati Santo Ignasius dari Loyola. Ignatius Loyola lahir di Azpeitia di wilayah Basque di provinsi Guipuzcoa di Spanyol utara pada tahun 1491. Putra bungsu dari keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan Maria Sanchez de Licona bernama Inigo Lopez de Loyola.
Sejak kecil sampai remaja, Ignasius menikmati nikmatnya hidup mewah di lingkungan yang megah. Dia dibesarkan dalam tradisi dan adat istiadat kehidupan istana yang ketat. Pada tahun 1517, Ignatius bergabung dengan Tentara Kerajaan Spanyol.
Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius terluka parah terkena peluru saat mempertahankan benteng Pamplona dari serangan pasukan Perancis. Dia dengan sabar dan berani menanggung penderitaan fisik dan mental yang luar biasa ini selama hampir satu tahun. Pemulihan kesehatan yang panjang baginya menjadi masa tenggang, ketika ia menemukan pintu hidupnya sebagai "manusia baru".
Selama masa perawatan, ia sangat ingin menghilangkan rasa bosannya dengan membaca buku superhero. Sayang sekali tidak ada buku pahlawan yang ingin dia baca. Satu-satunya buku yang tersedia adalah buku-buku tentang kehidupan Kristus dan orang-orang kudus. Untuk memenuhi keinginannya, dia harus menyentuh dan membalik buku itu.
Tanpa dia sadari, apa yang dibacanya telah tenggelam dan berkembang di lubuk hatinya yang terdalam. Hatinya terasa dingin saat pelajari bacaan tersebut. Cepat atau lambat ia memutuskan untuk menyerahkan sisa hidupnya sebagai hamba Tuhan. Pada tahun 1522, Ignatius pergi ke biara Benediktin di Montserrat di timur laut Spanyol.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.