Berita Timor Tengah Utara
Melayani Satu Dekade, Program JKN Jadi Tumpuan Hidup Warga Perbatasan RI-RDTL
Yustina dan suaminya telah membangun bahtera rumah tangga selama 8 tahun. Ketika melahirkan anak pertama, Yustina dirujuk dari Puskesmas Oeolo
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Hening menyelimuti ruang tunggu Puskesmas Oeolo. Hari itu, Selasa, 30 Juli 2024, awan pekat bertengger di puncak bukit Desa Oeolo, Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Puskesmas Oeolo terletak tepat di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse.
Jarak dari Puskesmas Oeolo ke Perbatasan Oecusse kurang dari 5 kilometer. Masyarakat setempat cukup berjalan kaki untuk melihat wilayah sanak saudara mereka yang dulu pernah menjadi bagian dari NKRI.
Wajah Yustina Anunut (31) masih tampak lesu setelah keluar dari ruangan medis Puskesmas Oeolo. Ibu dua anak ini baru saja melakukan proses pelepasan implan. Tidak berselang lama, seorang perawat keluar dari ruangan itu sambil membawa beberapa jenis obat. Yustina serius menyimak penjelasan dari petugas medis mengenai prosedur mengonsumsi obat.

Program JKN KIS Bantu Warga Tidak Mampu
Kira-kira 6 tahun lebih Yustina menjadi peserta JKN KIS. Sejak menjadi peserta BPJS Kesehatan, ia mengaku menerima pelayanan kesehatan gratis. Tidak hanya di Puskesmas Oeolo, dia juga menerima pengobatan gratis ketika berobat ke fasilitas kesehatan tingkat rujukan di RSUD Kefamenanu.
Ketika melahirkan anak pertama, Yustina dirujuk dari Puskesmas Oeolo ke RSUD Kefamenanu. Saat itu ia hanya mengandalkan Kartu JKN KIS untuk mendapatkan pelayanan medis. Setiap kali berobat ke Puskesmas Oeolo, dia hanya membawa serta Kartu JKN KIS dan kartu kepesertaan pelayanan kesehatan Puskesmas Oeolo.
Yustina Anunut dan suaminya, Robertus berdomisili di Desa Ainan, Kecamatan Musi, Kabupaten TTU. Robertus bermata pencaharian sebagai petani.
Mereka mencukupi kebutuhan sehari-hari dari komoditas pertanian seperti; asam, jagung, padi, kacang tanah dan jambu mete. Di Musim Kemarau, suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Hasil pertanian dari kebun mereka terkadang tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka dalam setahun.

Ia berharap, program JKN KIS tetap berjalan untuk membantu masyarakat kecil. Pasalnya, program JKN ini sangat penting bagi masyarakat kurang mampu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, Robertus Tjeunfin menjelaskan, jumlah pengunjung di Puskesmas Oeolo mengalami peningkatan 10 persen. Sejak 7 Juli 2023, Pemkab TTU menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan BPJS Kesehatan untuk kategori kepesertaan BPJS Non Cut Off.
Dalam cakupan kepesertaan BPJS Non Cut Off ini masyarakat bisa mengakses layanan BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan hanya dengan menunjukkan KTP.
Anggaran untuk pembayaran iuran Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja Pemerintah Daerah dialokasikan melalui DAU Spesifik Green, Dana Hibah dan Dana Bagi Hasil Pajak Rokok.
Pada awal tahun 2023 lalu, cakupan kepesertaan masih dalam kategori UHC dan belum masuk kategori UHC Non Cut Off.
Capaian peserta tahun 2024 dari segmen PBI APBN 192.945 peserta yang tercover dalam JKN, Segmen PPU; 41.455 peserta, Segmen PBI APBD sebanyak 18.640 peserta dan PBI PBBU sebanyak 14.449 peserta dan Segmen Bukan Pekerja; 6.083 peserta. Semua peserta ini memiliki akses yang mudah dalam pelayanan kesehatan.
Pelaku Lempar Simon Hingga Meninggal di Desa Fatumtasa-TTU karena Hendak Bacok Ayahnya |
![]() |
---|
Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Letmafo TTU |
![]() |
---|
Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bendahara Desa Nonotbatan TTU Divonis 1,10 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Hari Juang TNI AD, Kodim 1618/TTU Gelar Aksi Donor Darah |
![]() |
---|
Pimpin Upacara Hari Juang TNI AD, Dandim 1618/TTU Titip Pesan Penting kepada Prajurit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.