Berita NTT
WKRI DPD NTT Rayakan 100 Tahun Bersama Uskup dan Lintas Organisasi
Organisasi WKRI harus semakin bersemangat, dalam memperjuangkan harkat dan martabat derajat perempuan secara khusus anak-anak.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
Selain itu organisasi WKRI diakui sebagai organisasi perempuan yang terlibat aktif dalam Kongres perempuan pertama pada tanggal 22 sampai dengan 25 Desember 1928, dan sampai saat ini masih diakui sebagai organisasi yang berperan dalam memajukan kesejahteraan perempuan Indonesia.
"Kementerian Dalam Negeri juga mengakui wanita Katolik Republik Indonesia sebagai organisasi masyarakat yang turut merawat keberagaman NKRI dan juga memberikan penghargaan kepada organisasi masyarakat bidang kategori khususnya bakti sepanjang hidup pada tanggal 6 November 2018," ungkapnya.
Organisasi WKRI harus semakin bersemangat, dalam memperjuangkan harkat dan martabat derajat perempuan secara khusus anak-anak.
"Oleh karena itu saya mengajak seluruh anggota dan pimpinan-pimpinan di semua jenjang tidak hanya berhenti pada rasa syukur kita gembira dan sukacita yang terwujud berbagai kegiatan selebrasi, tapi juga berusaha meningkatkan kualitas pribadi dalam merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi," katanya.
Pada akhir sambutannya Ely berharap WKRI semakin lebih banyak berperan dan terlibat aktif dalam mewujudkan peradaban kasih di tengah-tengah masyarakat dengan mengingat kembali semangat dan tindakan pendiri organisasi.
Uskup Agung Kupang, YM Mgr. Hironimus Pakaenoni dalam sambutannya mengatakan dunia dewasa ini mengalami banyak persoalan.
“Kita tahu masalah sosial masyarakat sekarang ini yang berkaitan dengan etika, moral, perdagangan manusia, dan juga perkembangan pariwisata yang mengeksploitasi anak dan perempuan menjadi perhatian kita. Pada kesempatan ini kita diajak membangun komitmen membangun peradaban kasih,” ucapnya.
Menurut Uskup Hironimus, WKRI perlu membangun jaringan kerja bukan hanya internal gerejawi tetapi juga tata dunia.
“WKRI harus menerapkan kerasulan di tengah masyarakat, membangun kerasulan awam, menjadi ragi, garam, dan terang bagi dunia. Kita harus memberikan pengaruh positif, bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan gereja lewat kesaksian hidup kita sehari-hari. Kita semua berkomitmen untuk lahir kembali, semakin berarti,” pungkasnya.
Fahrensy Funay pada kesempatan tersebut menuturkan usia satu abad adalah usia yang cukup matang.
“Saya selaku pemerintah mengucapkan dirgahayu bagi WKRI yang merayakan ulang tahun ke 100. Kalau satu abad artinya WKRI sudah cukup matang. Oleh karena itu kami menghimbau, agar WKRI menjaga kekompakan, jaga persaudaraan, dan keharmonisan dalam organisasi. Hilangkan kepentingan dan ketersinggungan. Andalkan Kristus dalam organisasi kita. Bangunkah generasi muda supaya mereka menjadi wanita katolik yang lebih baik dan menjadi generasi WKRI selanjutnya,” pesan Fahrensy.
Usai perayaan misa dilaksanakan ramah-tamah bersama, sebagai ungkapan syukur perjalanan satu abad WKRI. (cr19).
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.