Berita NTT

WKRI DPD NTT Rayakan 100 Tahun Bersama Uskup dan Lintas Organisasi 

Organisasi WKRI harus semakin bersemangat, dalam memperjuangkan harkat dan martabat derajat perempuan secara khusus anak-anak.

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Uskup Agung Kupang, YM Mgr. Hironimus Pakaenoni pose bersama Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay, Ketua dan pengurus WKRI DPD NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD NTT, merayakan 100 tahun berdirinya organisasi dengan perayaan misa syukur.

Misa ini berlangsung di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Kupang YM Mgr. Hironimus Pakaenoni pada Jumat, 19 Juli 2024.

Perayaan ini diikuti oleh Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy P. Funay dan Forkopimda Kota Kupang, perwakilan pemerintah Provinsi NTT, perwakilan Kementerian Agama Provinsi NTT, pengurus serta anggota DPC dan ranting WKRI yang ada di provinsi NTT, sesepuh daan senior WKRI, organisasi lintas agama, organisasi perempuan, dan lintas organisasi lainnya. 

Ketua Panitia kegiatan, Yuliana Saloso menyampaikan WKRI telah berkiprah selama 1 abad dan turut membangun bangsa. Perjalanan panjang ini, telah melewati berbagai tantangan. 

“WKRI telah melalui berbagai rintangan, dengan semangat, kerja keras, dan doa semua bisa dilewati dan WKRI tetap eksis hingga hari ini. Perayaan 100 tahun WKRI menjadi momentum kita, merenungkan kembali perjuangan para pendahulu dan berkomitmen menjalankan cita-cita luhur WKRI,” ujarnya.

Lebih lanjut Yuli mengatakan sebelum perayaan puncak 100 tahun berdirinya WKRI, panitia, pengurus dan anggota WKRI DPD NTT telah mengadakan berbagai rangkaian kegiatan sejak perayaan HUT ke-99.

“Rangkaian kegiatan, telah dimulai pada bulan Juni tahun 2023 lalu. Panitia telah melaksanakan lomba pangan lokal, paduan suara, cerdas cermat anggaran dasar rumah tangga WKRI, lomba tertib organisasi, seminar, sosialisasi, peningkatan ekonomi, peduli lingkungan lewat penanaman mangrove, dan olahraga bersama,” jabarnya.

Yuli juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Kupang, pemerintah Provinsi NTT, panitia, lintas organisasi, sponsor, donatur, dan semua pihak yang telah bekerja keras demi terlaksananya kegiatan.

Ketua Presidium DPP WKRI Elly Kusuma Handoko, dalam sambutanya yang dibacakan oleh Ketua Presidium WKRI DPD NTT, Josefina Seran Gheta mengatakan, perjalanan organisasi WKRI sampai di usia yang ke-100 tahun dalam suasana yang penuh sukacita.

Tema pada perayaan satu abad WKRI yakni gerakan membangun pribadi mewujudkan peradaban kasih.

"Saya mengajak seluruh pengurus dan anggota organisasi untuk mengingat kembali semangat dan sikap dasar pendiri organisasi Wanita Katolik RI," ajaknya.

Lahirnya organisasi WKRI pada tahun 1924 didorong oleh panggilan untuk menghormati, mengangkat harkat dan martabat manusia dan kawan-kawan pada saat itu yang semakin terpinggirkannya hak- hak perempuan. Serta emansipasi yang telah diinisiasi oleh Raden Ajeng Kartini.

"Pada kenyataan ini masih sangat jauh, dari apa yang dicita-citakan perendahan terhadap harkat martabat kaum perempuan serta anak- anak yang menjadi keprihatinan sekaligus semangat pejuang organisasi wanita katolik selama 100 tahun terakhir,” jelasnya.

Keterlibatan aktif organisasi wanita Katolik RI dalam Kongres Perempuan, diakui oleh negara dan pemberian penghargaan melalui Kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pada tanggal 22 Desember 2021 lalu.

Selain itu organisasi WKRI diakui sebagai organisasi perempuan yang terlibat aktif dalam Kongres perempuan pertama pada tanggal 22 sampai dengan 25 Desember 1928, dan sampai saat ini masih diakui sebagai organisasi yang berperan dalam memajukan kesejahteraan perempuan Indonesia.

"Kementerian Dalam Negeri juga mengakui wanita Katolik Republik Indonesia sebagai organisasi masyarakat yang turut merawat keberagaman NKRI dan juga memberikan penghargaan kepada organisasi masyarakat bidang kategori khususnya bakti sepanjang hidup pada tanggal 6 November 2018," ungkapnya.

Organisasi WKRI harus semakin bersemangat, dalam memperjuangkan harkat dan martabat derajat perempuan secara khusus anak-anak.

"Oleh karena itu saya mengajak seluruh anggota dan pimpinan-pimpinan di semua jenjang tidak hanya berhenti pada rasa syukur kita gembira dan sukacita yang terwujud berbagai kegiatan selebrasi, tapi juga berusaha meningkatkan kualitas pribadi dalam merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi," katanya.

Pada akhir sambutannya Ely berharap WKRI semakin lebih banyak berperan dan terlibat aktif dalam mewujudkan peradaban kasih di tengah-tengah masyarakat dengan mengingat kembali semangat dan tindakan pendiri organisasi.

Uskup Agung Kupang, YM Mgr. Hironimus Pakaenoni dalam sambutannya mengatakan dunia dewasa ini mengalami banyak persoalan.

“Kita tahu masalah sosial masyarakat sekarang ini yang berkaitan dengan etika, moral, perdagangan manusia, dan juga perkembangan pariwisata yang mengeksploitasi anak dan perempuan menjadi perhatian kita. Pada kesempatan ini kita diajak membangun komitmen membangun peradaban kasih,” ucapnya.

Menurut Uskup Hironimus, WKRI perlu membangun jaringan kerja bukan hanya internal gerejawi tetapi juga tata dunia.

“WKRI harus menerapkan kerasulan di tengah masyarakat, membangun kerasulan awam, menjadi ragi, garam, dan terang bagi dunia. Kita harus memberikan pengaruh positif, bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan gereja lewat kesaksian hidup kita sehari-hari. Kita semua berkomitmen untuk lahir kembali, semakin berarti,” pungkasnya.

Fahrensy Funay pada kesempatan tersebut menuturkan usia satu abad adalah usia yang cukup matang. 

“Saya selaku pemerintah mengucapkan dirgahayu bagi WKRI yang merayakan ulang tahun ke 100. Kalau satu abad artinya WKRI sudah cukup matang. Oleh karena itu kami menghimbau, agar WKRI menjaga kekompakan, jaga persaudaraan, dan keharmonisan dalam organisasi. Hilangkan kepentingan dan ketersinggungan. Andalkan Kristus dalam organisasi kita. Bangunkah generasi muda supaya mereka menjadi wanita katolik yang lebih baik dan menjadi generasi WKRI selanjutnya,” pesan Fahrensy.

Usai perayaan misa dilaksanakan ramah-tamah bersama, sebagai ungkapan syukur perjalanan satu abad WKRI. (cr19).

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved