Berita NTT

Universitas Terbuka Buka Peluang Belajar Bagi Siapapun di Manapun 

sebelum teknologi semaju sekarang, pendidikan jarak jauh yang sekarang dikenal dengan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring sebenarnya suda

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, M.Sc bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Podcast Pos Kupang, Jumat, 19/07/2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Terbuka membuka peluang bagi siapapun untuk bisa belajar di manapun. 

Demikian disampaikan Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, M.Sc dalam Podcast Pos Kupang, Jumat, 19/07/2024. 

Dikatakan Prof. Gorky, sebelum teknologi semaju sekarang, pendidikan jarak jauh yang sekarang dikenal dengan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring sebenarnya sudah ada.

Hanya saja pada saat itu belum menjadi pilihan mutlak karena masih ada alternatif yang memang secara tradisional dari zaman dulu proses belajar dilakukan di kelas atau di dalam ruangan. 

"Ketika kemarin terjadi pandemi 2020 itu, seluruh dunia bukan hanya Indonesia, kita tidak punya pilihan lagi seandainya tidak ada pandemi mungkin orang belum punya kesadaran yang tinggi bahwa mengenyam pendidikan bukan hanya di SD, SMP, SMA, tapi sampai perguruan tinggi bahkan S1, S2, S3, itu sebenarnya ada yang bisa diterobos sehingga kita menyebutnya Making Higher Education Open to All, membuka peluang pelajaran bagi siapapun di mana pun untuk tidak terkendala oleh ruang atau waktu sepanjang pengaturannya itu sudah mengikuti kaidah-kaidah didalam pendidikan jarak jauh yang sekarang populer dengan sebutan online learning atau pembelajaran daring. Artinya apa? Kalau kita mengikuti kaidahnya apakah itu tatap muka atau tatap maya, sebenarnya bagi mahasiswa yang mengecap pendidikan itu tidak ada bedanya. Yang membuatnya menjadi berbeda adalah ketika ada asumsi dasar di dalam pendidikan jarak jauh tidak ditaati secara penuh dalam arti luas bagi penyelenggaranya. Nah UT sudah ada sejak tahun 1984. Sejak 1992-1997 kita sudah menerapkan online learning itu namanya tutorial online," jelasnya. 

Dikatakan Prof. Gorky, ada banyak  contoh orang berhasil dan sukses yang tidak kuliah atau menjalani studi formal untuk mendapat gelar kesarjanaan atau gelar doktor, master. Tetapi bukan berarti pendidikan tidak dianggap penting. 

"Tapi coba bandingkan ada berapa orang seperti Jack Ma kalau di China, ada berapa orang seperti Bill Gates atau Mark Zuckerberg dari Facebook. Itu kalau dihitung, tidak sampai sejuta orang di dunia dari hampir delapan miliar ini. Nah di Indonesia orang seperti itu ada juga misalnya lihat (Atta) Halilintar kalau mau contoh, tapi sekarang jadi mahasiswa UT," ungkapnya. 

Baca juga: UT Kupang Buka Kuota 3000-an Mahasiswa Baru, UKT Tidak Berubah

Menurut Prof. Gorky, ijazah tidak mutlak dimiliki sepanjang orang punya keterampilan, kemampuan dan sebagainya tetapi ketika masuk ke urusan formal, ijazah menjadi sesuatu yang penting. 

"Misalnya  saya mau melamar kerja ke pemda di sini, yang ditanya itu walaupun nanti keahlian saya yang dituntut tetapi awal kan apa pendidikannya. Kalau nanti kita misalnya dihadapkan pada pilihan untuk apa sekolah? Buang-buang waktu buang-buang uang. Toh saya bisa pintar sendiri. Good. Pergilah dengan cara itu tetapi di titik tertentu  ketika kita dituntut dituntut diformalisasikan misaligned menjadi pegawai Negeri, itu bukan tidak boleh tamat SMA. Boleh tetapi kan nanti kesempatan dia untuk maju ke tingkat paling tinggi itu kan dibatasi oleh ijazah tadi itu," tandasnya. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved