Berita Sumba Barat Daya
Angka Stunting di Sumba Barat Daya Capai 32,39 Persen, Kepla Desa Diminta Pro Aktif
Saat ini, angka stunting Sumba Barat Daya sebesar 32,39 persen atau sekitar 9.000 lebih sesuai hasil timbang dan ukur pada bulan Februari 2024.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,.Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Para kepala desa se-Sumba Barat Daya diminta proaktif turun lapangan menangani stunting yang terjadi di wilayah desa masing-masing.
Saat ini, angka stunting Sumba Barat Daya sebesar 32,39 persen atau sekitar 9.000 lebih sesuai hasil timbang dan ukur pada bulan Februari 2024. Angka stunting ini masih sangat tinggi dari target nasional 14 persen pada akhir 2024.
Mengatasi keadaan itu, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya telah mengambil kebijakan meningkatkan pemberian makanan tambahan dan setiap bulan melakukan penimbangan dan pengukuran untuk mengetahui secara detail perkembangan anak-anak penderita stunting itu.
Namun, partisapasi warga masih sangat rendah termasuk para kepala desa kurang memberi perhatian saat pemberian makanan tambahan (PMT) berlangsung.
Banyak kepala desa tidak hadir pada saat berlangsung pemberian makanan tambahan kepada anak-anak stunting, ibu hamil dan lainnya.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk dan Perlindungan Anak Sumba Barat Daya, drh. Octavina Samani dalam arahanya di hadapan para kepala desa se-Sumba Barat Daya saat acara pengukuhan penambahan masa tugas kepala desa menjadi 8 tahun sesuai ketentuan perundangan yang berlaku dari sebelumnya 6 tahun di halaman Kantor Bupati Sumba Barat Daya, Jumat 19 Juli 2024.
Baca juga: Cegah Antrean BBM di SPBU, Pemkab Sumba Barat Daya Terjunkan Tim Terpadu Batasi Pengisian BBM
Menurutnya, para kepala desa merupakan ujung tombak suksesnya penanganan stunting. Sebab para kepala desa adalah kepala pemerintahan desa yang mengetahui benar kondisi rakyatnya.
Karena itu, mestinya para kepala desa proaktif mendampingi tim memberikan makanan tambahan, ikut mengawasi proses timbang, ukur dan lain-lain.
Dengan demikian, para kepala desa bisa mengetahui secara pasti warganya yang terkena stunting mengikuti program pemberian makanan tambahan, timbang, ukur dan lainnya.
"Pengalaman selama ini, banyak warga tidak hadir mengikuti program pemberian makanan tambahan, timbang dan ukur dengan beragam alasan seperti tidak mendapat uang, sibuk kerja dan lainnya. Hal itu berbeda bila para kepala desa hadir maka bisa memerintahkan warganya datang," jelasnya.
Untuk itu, berharap ke depan, para kepala desa harus aktif mengambil bagian dalam upaya menangani stunting tersebut. Kerja sama baik semua pihak dapat menurunkan stunting daerah ini. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Jelang Musim Tanam I Oktober-Maret 2025, Sekira 80 Persen Petani di SBD Sudah Siapkan Lahan Tanam |
![]() |
---|
Sebar Informasi Keimigrasian, Imigrasi Kupang Gelar Sosialisasi di Sumba Barat Daya NTT |
![]() |
---|
22 Tim Peserta Lomba Meriahkan Festival Budaya Daerah Tingkat SMP Se-Sumba Barat Daya |
![]() |
---|
Kantor UP Pelabuhan Kelas III Waikelo SBD Jawabi 100 Hari Program Kerja Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Masyarakat Kerobo Desak Pemerintah Segera Perbaiki Jalan Raya Menuju Kantor KPU Sumba Barat Daya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.