Pilgub DKI Jakarta

Jelang Pilgub DKI Jakarta, Elektabilitas Anies Baswedan Melambung Tinggi

Menjelang Pilgub DKI Jakarta tahun 2024 ini elektabilitas Anies Baswedan melambung tinggi. Nama Mantan Calon Presiden itu kini berada di posisi puncak

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
TERTINGGI – Anies Baswedan berada di posisi tertinggi dalam survei elektabilitas yang dilakukan Litbang Kompas atas Pilgub DKI Jakarta 2024 

POS-KUPANG.COM – Menjelang Pilgub DKI Jakarta tahun 2024 ini, elektabilitas Anies Baswedan melambung tinggi. Nama Mantan Calon Presiden yang diusung Koalisi Perubahan itu kini semakin tak terbendung dalam menghadapi pesta demokrasi yang sudah di ambang pintu.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, tercatat paling tinggi dibandingkan dengan figur lainnya.

Dalam hasil jajak pendapat tersebut, Anies berada di posisi tertinggi dengan elektabilitas mencapai 29,8 persen. Elektabilitas Anies Baswedan itu meninggalkan Basuki Tjahaja Purnama di posisi kedua, dengan 20,0 persen dan Ridwan Kamil dengan 8,5 persen serta Erick Thohir dengan 2,3 persen.

Survei yang dilakukan Litbang Kompas itu berlangsung pada 15-20 Juni 2024, dengan melibatkan 400 responden. Survei tersebut dilaksanakan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error ±4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Menanggapi hasil jajak pendapat tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengaku bersyukur. Politisi PKS itu memberikan apresiasi karena hal tersebut memberi makna bahwa PKS tepat memilih figur untuk Jakarta Maju.

Diketahui, PKS resmi mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai pasangan cagub dan cawagub.

"Alhamdulillah, bahagia sekali survei mas Anies Baswedan tertinggi di Jakarta. Ini modal yang sangat besar," kata Mardani, Rabu 17 Juli 2024.

Meski begitu, Mardani memahami situasi ini masih dinamis. Oleh karena itu, dia meminta kader PKS terus bekerja mensosialisasikan duet Aman alias Anies-Sohibul Iman.

"Insya Allah dengan survei yang ada dan ditambah kerja keras kader, siap menyongsong kemenangan di Pilkada Jakarta," jelas dia.

Anies Tersandera

Keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung Anies Baswedan telah menutup kesempatan Anies untuk memilih pasangannya.

Diketahui, PKS resmi mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga , Anies Baswedan dipaksa harus menerima kader PKS, Sohibul Iman sebagai cawagub pendampingnya di Pilkada 2024.

Jamil menyebut, keputusan PKS itu akan lebih memberi kepastian bagi Anies untuk dapat maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Sebab, PKS dengan 18 kursi tinggal mencari satu partai lagi, maka Anies akan dapat tiket maju menjadi cagub Jakarta 2024.

Namun, hingga kini belum ada partai yang memberikan sinyal untuk ikut mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman.

Bahkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan NasDem sebagai partai yang tergabung dalam koalisi perubahan di Pilpres 2024 juga belum menyatakan dukungannya terhadap pasangan yang dijuluki AMAN itu.

"Hanya saja, Anies seperti disandera oleh PKS untuk berpasangan dengan Sohibul Iman. Anies harus menerima Sohibul Iman apa adanya," kata Jamil saat dikonfirmasi, Jumat 12 Juli 2024.

"Padahal, Sohibul Iman belum tentu diterima partai lain. Nasdem dan PKB bisa saja menolak Sohibul Iman karena nilai jualnya yang masih rendah," imbuhnya.

Dia mengatakan, Nasdem dan PKB bisa saja mengajukan kadernya yang lebih menjual daripada Sohibul Iman.

Hal tersebut tentu akan menyulitkan Anies karena sudah dikunci PKS.

Baca juga: Sekjen Golkar Benarkan Gibran Mundur: Ini Demi Persiapan Pelantikan Presiden – Wakil Presiden

Baca juga: Mundur Demi Persiapan Jadi Wapres, Kini Teguh Prakosa Pimpin Kota Solo

"Jadi, pilihan menerima Sohibul Iman dapat menjadi simalakama bagi Anies. Dimakan bisa aman dengan PKS, tapi bisa tidak aman dengan Nasdem dan PKB. Sebaliknya, tidak dimakan akan aman dengan Nasdem dan PKB tapi bermasalah dengan PKS," ucapnya.

Menurutnya, jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpasangan dengan Mohamad Sohibul Iman, maka elektabilitas pasangan ini akan sulit terkerek.

Sohibul Iman saat ini merupakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden PKS.

"Sohibul Iman akan sulit mengerek elektabilitasnya. Hal ini tentunya akan menyulitkannya mengerek elektabilitas pasangannya," kata Jamil. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved