Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 16 Juli 2024, "Iman Kolektif yang Menggerakan"

Pada intinya mau menekankan bahwa iman individu yang menyatu menjadi iman kolektif yang mampu menggerakan untuk kesembuhan

|
Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Renungan Harian Kristen Selasa 16 Juli 2024 oleh Pdt. Dina W. Dethan Penpada, M.Th 

Menarik bahwa Yesus tidak memarahi empat orang ini atas perbuatan nekad mereka, yang bahkan bisa dikatakan cukup heroik. Di ayat 5, Yesus melihat tindakan mereka sebagai sebuah tindakan iman, sehingga dikatakan: “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, Hai anakku, dosamu sudah diampuni.”

Ucapan Yesus ini tidak berhubungan langsung dengan dosa sebagai penyebab kelumpuhan, seperti yang sering dipahami masyarakat pada umumnya.

Kalimat ini hendak menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya pembuat mujizat, tetapi bahwa Yesus benar-benar Allah yang dapat mengampuni dosa dan hanya Allah yang dapat mengampuni dosa.

Ucapan itu sangat mengganggu ahli-ahli Taurat yang hadir, karena pernyataan Yesus tentang mengampuni dosa dianggap sebagai sebuah penghujatan terhadap Allah.

Kemarahan mereka disebabkan karena dalam Perjanjian Lama, orang yang mengaku dirinya Tuhan pasti dihukum mati karena hukum pertama mengatakan “hanya ada satu TUHAN.”

Mereka marah karena melihat cara Yesus bicara itu seperti memiliki otoritas sebagai Tuhan untuk mengampuni dosa.

Di ayat 8, Yesus segera mengetahui hati mereka sehingga Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?” (ayat 8-9).

Dari pandangan ahli Taurat (dari sisi manusia), yang lebih susah tentu membuat mujizat, karena orang-orang Israel ini sudah pernah mendengar kalimat pengampunan dosa di Bait Allah setelah mereka mempersembahkan apa yang harus mereka lakukan, lalu imam bicara mewakili Tuhan bahwa dosamu sudah diampuni.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Senin 15 Juli 2024, Kelayakan: Ukuran Allah!

Lagipula, dosa tidak bisa dibuktikan; bagaimana membuktikan dosa diampuni? Jadi yang lebih sulit bagi ahli-ahli Taurat tentu saja mujizat. Padahal, yang sesungguhnya lebih sulit adalah pengampunan dosa, karena untuk dosa kita diampuni, Yesus harus mati di kayu salib.

Setelah orang lumpuh itu dapat berjalan, mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat" (ayat 11-12).

Yesus tidak hanya menyembuhkan si lumpuh itu, tetapi juga mengampuni dia, dan banyak orang memuliakan Allah.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus,

Dari kisah ini, kita dapat belajar beberapa hal penting:

Tidak ada manusia yang sanggup bertahan hidup dengan baik jika hanya sendirian. Kita sejak semula diciptakan sebagai makhluk sosial yang hidup dengan berinteraksi dengan sekitar kita. Yesus pun sangat mengerti akan hal ini.

Perhatikan ketika Yesus mengutus kedua belas rasul-Nya untuk melakukan tugas pelayanan. "Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua" (Markus 6:7a). Yesus tahu betul bahwa manusia punya keterbatasan dan tergolong lemah, sehingga jika mereka pergi berdua, ada satu yang akan menguatkan seandainya yang satu menjadi lemah.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved