Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Prinsip Pelayanan Seorang Murid

Surga kepada orang terdekat dahulu. Kita awali misi keselamatan dari lingkup keluarga, teman dekat, dan orang-orang di sekitar.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Prinsip Pelayanan Seorang Murid 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Prinsip Pelayanan Seorang Murid

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

PW St. Benediktus

Lectio:
Hosea 11:1-4.8c-9
Mazmur 80:2ac.3b.15-16
Injil: Matius 10:7-15

Meditatio:
Setelah peristiwa Pentekosta, para rasul melaksanakan perintah Kristus yakni mewartakan Injil. Mereka memberitakan firman Allah dengan berani (Kis 4:31c). Hasil dari pewartaan Petrus, orang-orang “memberi diri dibaptis” (Kis 2:41) “Dan tiap-tiap hari jumlah mereka semakin bertambah (Kis 2:47). Dan terbentuklah Umat Gereja Perdana.

Umumnya Gereja Perdana itu bercirikan “pewartaan, persekutuan, peribadatan dan pelayanan atau diakonia” (Kis 2:41- 47; 4:32-35). Mereka melayani sesama umat beriman dalam hal rohani maupun jasmani (Kis 4:34-35). Dalam pelayanan kita merujuk ke Umat Gereja Perdana.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pelayanan.

Pertama, Mulai dari yang terdekat. Dari Matius 10:5-7, Dia ingin murid-murid-Nya bekerja dari lingkar terdalam. Mulailah dari yang terdekat, memulai dari yang termudah untuk dijangkau. Sebagai pengikut Kristus, belajarlah memberitakan Kerajaan Surga kepada orang terdekat dahulu. Kita awali misi keselamatan dari lingkup keluarga, teman dekat, dan orang-orang di sekitar.

Selain itu, Pulihkan hubungan. Di sekitar kita, banyak orang yang mungkin sehat secara fisik, tetapi hatinya sakit. Mereka mengalami kepahitan, dendam, ketakutan, curiga, dengan sesama maupun Tuhan. Menjadi tugas kita sebagai murid Yesus untuk menyembuhkan orang-orang tersebut. Kita pulihkan hubungan mereka dan membawa mereka kepada Tuhan.

Kedua, Lakukan tugas yang diberikan, tanpa mengharapkan imbalan.Tugas yang diberikan Yesus merupakan suatu pelayanan, bukan pekerjaan. Dan pelayanan itu perlu kita lakukan dengan tulus hati, dengan murni tanpa mengharapkan imbalan apa pun. “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10: 8b). Bila kita melayani Tuhan dengan tulus, percayalah Dia akan mencukupi semua kebutuhan kita.

Yesus juga mengingatkan mereka agar jangan kuatir akan hidup. Yesus kemudian memerintahkan para pengikutnya untuk bepergian. Mereka tidak boleh membawa uang, pakaian tambahan, atau sandal.

Yesus meminta mereka untuk percaya pada kemurahan hati orang-orang yang akan mereka layani. Mereka harus percaya dan yakin bahwa apa yang mereka butuhkan akan disediakan bagi mereka. Saya bertanya-tanya apakah para pengikutnya merasa heran, terkejut, atau cemas, ketika mendengar perintah Yesus. Lagi pula, bukankah mereka seharusnya membawa sesuatu untuk perjalanan mereka, untuk berjaga-jaga? Kerjakan saja bagian kita, yaitu mengasihi dan memberitakan kerajaan Allah.

Selanjutnya, biarlah Tuhan yang mengerjakan bagian-Nya. Kita juga perlu mengingat bahwa kita hanya pelayan, semua yang kita lakukan semata-mata hanyalah untuk kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Ketiga, Lupakanlah bila ada penolakan, jangan frustrasi. Bila pelayanan yang telah kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengorbanan, ternyata ditolak atau dilecehkan orang lain. Rasanya memang tidak enak, dan dapat membuat kita merasa tidak dihargai, tidak dianggap, atau tidak dikasihi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved