Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Hari Peringatan Santo Benediktus

Tapi untunglah Benediktus selamat. Gelas minum yang berisi racun itu tiba-tiba hancur berantakan ketika dijamahnya.

Editor: Rosalina Woso
Foto pribadi
RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Hari Peringatan Santo Benediktus 

Oleh: RP Markus Tulu SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 11 Juli 2024, Hari Peringatan Santo Benediktus

Hos. 11:1.3-4.8c-9

Injil: Matius 10:7-15

Pada Hari Peringatan Santo Benediktus, Abas; Kita diajak merenung tentang kepribadiannya dan spiritualitas yang dimilikinya. Benediktus dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Ialah yang kemudian menjadi Pendiri Ordo Benediktin.

Ia bertapa selama tiga tahun di dalam sebuah gua. Ia dibantu oleh Romanus, seorang pertapa lain, dalam bimbingan rohani maupun makan minum setiap hari. Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa disembunyikan lagi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 9 Juli 2024, "Tetapi Sedikitlah Pekerjanya"

Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya. Karena itu ketika superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Benediktus menerimanya dengan senang hati. Tapi segera ia sadari bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Para biarawan tidak disiplin dan lemah pendiriannya.

Benediktus berusaha untuk memperbaiki situasi itu tapi tidak semua mereka setuju. Bahkan ada yang membencinya dan berusaha untuk meracuninya. Tapi untunglah Benediktus selamat. Gelas minum yang berisi racun itu tiba-tiba hancur berantakan ketika dijamahnya.

Benediktus akhirnya memutuskan meninggalkan biara itu dan kembali ke gua pertapaannya sebelumnya. Terlihat jelas bahwa kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makan minum, tidur dan lain-lainnya.

Santo Benediktus digambarkan sebagai seorang Abas. Kita lihat ketika dia diracuni dia tidak murka. Tapi memutuskan untuk kembali ke pertapaan. Hal ini sungguh melukiskan sikap Tuhan yang tidak murka tapi menampakkan belaskasihan dan bukan menghancurkan.

Hidup kita sebagai seorang murid Yesus mesti senantiasa mengandalkan Yesus, mengosongkan diri dan fokus dengan tugas perutusan yang diberikan Yesus kepada kita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
 
 
 
 
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved