Kunjungan Paus Fransiskus

Wawancara Eksklusif Romo Thomas Ulun: Paus Fransiskus Akan Pimpin Misa di GBK, Dihadiri 60 Ribu Umat

Sebanyak 60 ribu umat Katolik diperkirakan akan mengikuti misa yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kiri) mewawancarai Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Romo Thomas Ulun Ismoyo, di Gereja Katedral Jakarta, Selasa (2/7). 

Saya kurang tahu rutenya pasti, tapi beberapa kota. Saat ini Paus hanya di Indonesia 3 hari, dan Paus adalah rangkaian dari kunjungan ke Asia Pasifik. Indonesia, Papua Nugini, lalu kemudian Timor Leste, Singapura. Dalam usia yang sudah 87-88 tahun, pasti butuh penyesuaian di sana-sini. Jadi hanya di Jakarta.

Setelah ibadah ekaristi di GBK, selanjutnya apa lagi?

Empat acara yang dikonfirmasi seperti itu, yang sampai saat ini bisa dikonfirmasi.

Romo Thomas bisa dijelaskan sedikit, siapa yang sebenarnya boleh ikut misa? Pasti umat Katolik yang jutaan kepingin semua kan? Gimana ngaturnya yang bisa masuk ke GBK, dan apakah nanti juga dipasang layar-layar lebar di luar, supaya orang yang gak bisa masuk ikut di luar, itu apa begitu?

Ya memang ini agak kompleks, karena harus mengkonsiderasikan kuota di GBK, kalau bisa mengakomodasi berapa puluh ribu umat. Karena satu section pasti gak bisa dipakai, itu yang di belakang altar.

Lalu kemudian, siapa yang bisa-bisa, ini bukan umat pada umumnya bisa datang walk-in, itu tidak bisa. Gak bisa, karena harus pasti gak punya ID. Jadi dulu di bulan Mei, itu ada perjumpaan para Bapak Uskup dan Panitia itu, melalui konferensi wali gereja Indonesia itu sudah bertanya kepada para Bapak Uskup, kemudian menuliskan keuskupan yang Bapak Uskup pimpin itu mau berapa orang datang ke GBK.

Lalu kemudian mereka menuliskan, dan akhirnya jadi ada yang namanya kuota-kuota masing-masing keuskupan.

Oh, keuskupan ada jatahnya lah ya?

Berdasarkan hasil perbincangan antara konferensi wali gereja Indonesia dengan para Bapak Uskup setempat. Jadi ini bersifat undangan. Angkanya segini, bukan KWI menentukan 'kamu segini', tapi ini adalah perbincangan antara konferensi wali gereja Indonesia dengan para Bapak Uskup setempat. Lalu tentu saja ada tamu-tamu undangan lainnya, dari negara, lalu kemudian dari duta besar-duta besar lainnya.

Estimasinya bisa diestimasikan, kira-kira berapa ribu orang? 40 ribu?

Lebih, Pak. Kami berupaya dengan dalam koordinasi dengan pihak GBK itu di bawah Mensesneg, lalu kemudian dengan pihak-pihak lain kurang lebih kita bisa dapat sekitar 60-70 ribu.

60-70 ribu di dalam?

Di dalam.

Di luar nggak ada?

Nah ada rencana juga bahwa yang namanya, anak-anak sekolah akan juga diribatkan di stadion di samping GBK, Stadion Madya. Di sana paus nggak akan bisa, tapi rencananya akan keliling. Rencananya akan keliling, lalu kemudian itu untuk anak-anak sekolah, lalu cadangan, kita punya cadangan juga di sana. Dan itu pasti, walaupun tidak ada Misa di sana, itu kan dekat ya? Lalu kemudian paus bisa keliling, itu 100 meter jaraknya.

Lalu kemudian ada Videotron juga, dan di GBK juga pasti ada Videotron. Dan kami pun juga dari tim media, update terakhir pasti akan disiarkan langsung, Misa dengan paus. Jadi umat yang tidak bisa hadir bisa mengikuti kegembiraannya dari tempatnya masing-masing.

Romo, tentu orang bertanya bagaimana, ini kan sekaligus kepala negara, sekaligus kepala gereja Katolik di dunia, tentu memerlukan pengamanan khusus. Apakah disediakan mobil khusus, yang biasa dilakukan pada masa lalu, anti peluru, atau gimana, Romo?

Ini pasti ada koordinasi antara pihak panitia, yang kita juga punya namanya Divisi Keamanan, dengan Paspampres. Bukan hanya itu, tapi juga berkaitan dengan Divisi Keamanan dari Vatikan. Jadi ada tiga pihak, panitia ini hanya menjembatani antara Standard Operating Procedure di Indonesia, dan pengamanan oleh vatikan itu maunya seperti apa. Jadi koordinasinya seperti itu.

Jadi memang pausnya memang agak unik, banyak yang bilang, tidak menginginkan pengamanan yang berlebih. Tapi tegangannya selalu antara kenyamanan dan keamanan. Itu tegangannya seperti itu. Jadi pasti mereka bekerja keras, Divisi Keamanan, sekali lagi terima kasih buat Paspampres, TNI, Polri, maupun tim keamanan Vatikan yang juga akan hadir. Tidak banyak, tidak semuanya. Pasti diserahkan kepada negara yang telah berbagai macam cara membuat paus itu nyaman dan aman. Bukan hanya pausnya, tapi umatnya. Aman dan nyaman. Karena kalau mungkin kita melihat paus mau keliling di negara-negara lain, kadang-kadang dia berhenti dengan idolnya (?), nyapa orang.

Spontanitasnya, bahasa lainnya itu genuisitas, keasliannya. Yang pasti dalam sesi keamanan kan was-was. Jadi Paspampresnya juga 'wah berhenti di mana lagi'. Jadi saya yakin mereka berkoordinasi untuk melihat kemungkinan-kemungkinan, selalu kan berbicara mengenai resiko. Kalau yang namanya keamanan itu memang mereka dilatih untuk itu.

Tapi dalam hal ini adalah tegangan tersebut, mudah-mudahan bisa dijembatai dengan baik. Keamanan dan kenyamanan paus maupun orang-orang yang berjumpa dengan paus.

Romo, kalau boleh saya tahu, selama berada di Indonesia, paus itu menginap di mana? Di hotelkah? Di katedralkah? Atau di keuskupan ini gimana?

Itu masih dibicarakan, antara pihak panitia dengan pihak kedutaan besar Vatikan. Jadi, saya belum bisa (update) ya. Yang pasti di Jakarta, di sebuah kamar, enak, nyaman dan bisa tidur mudah-mudahan.

Romo, ini pertanyaan remeh-temeh. Selama tiga hari ini, apakah si paus ini membawa juru masaknya sendiri atau asupannya sendiri atau bagaimana ini, Romo? Ini kan pertanyaan yang remeh-temeh. Tapi menurut saya, kalau orang tahu kan, bawa juru masak sendiri, bawa makanan langsung dari Italy, atau kepingin makan gado-gado?

Saya juga bisa menyiapkan, Pak, untuk spaghetti itu gampang buat saya. Saya bisa juga menyiapkan. Dan kalau dia hanya makan-makan Itali, di Indonesia kan di Jakarta juga banyak restoran Italia. Ada satu yang enak di sana. Mungkin nanti kita bisa coba.

Yang pasti, dalam data, nama-nama yg akan menyertai paus. Pasti ada namanya menterinya. Menterinya itu kardinal beberapa. Lalu kemudian juga ada yang namanya kepala media, kepala perjalanan. Saya belum melihat dalam datanya itu adalah kokinya. Atau kardinalnya, ataupun siapapun masak buat dia, saya enggak tahu. Kita belum tahu. Jadi kita belum tahu mengenai chef.

Dan panitia juga menyediakan masakan khas Indonesia kayak ketoprak, gado-gado, enggak ya, Romo?

Mungkin menyediakan yang namanya pecel lele. (tribun network/Yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved