Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Relawan MER-C Ita Muswita: Tidak Patah Arang Tugas di Gaza
Ketua Tim/Bidan dan Perawat Bedah MER-C Ita Muswita berbagi kisahnya selama menjadi tenaga kesehatan Indonesia yang ditugaskan di Gaza.
Jadi karena posisi saat itu perang, pada saat posisi perang semua persalinan diarahkan ke rumah sakit itu. Kemudian ada teman kami di rumah sakit Anajar, kemudian satu lagi, public health center itu, PHC itu di KL Sultan. Saya dan teman-teman saya itu, minggu satu dan kedua saya di kamar bedah.
Minggu berikutnya sampai selesai masa dinas saya di situ, tujuh minggu, saya di ruang persalinan. Dan teman-teman tuh gantian. Dua perawat bergantian aja. Jadi mereka ikut membantu di persalinan, ikut di perawatan.
Untuk rumah sakit rujukan itu sampai sekarang masih aman atau tidak karena kan kita sempat tahu ya kalau beberapa rumah sakit dibombardir?
Kalau untuk El Mirati sekarang tetap beroperasi tapi bukan rumah sakit rujukan lagi karena wilayah Rafah sudah mulai dikosongkan. Orang-orang bergerak ke Mawashi. Yang terakhir saya tinggal tuh di Mawashi. Jadi kita kan pertama datang tuh di KL Sultan.
Kemudian pindah ke Musabbeh. Dari Musabbeh ada bom lagi di samping, pas di samping guesthouse kami. Kami pindah lagi ke Mawashi, sekarang di tepi pantai.
Jadi tiga kali pindah ya Ibu ya?
Iya, tiga kali pindah. Astagfirullahaladzim.
Berarti posisinya itu bom pada malam hari atau siang hari, lalu bagaimana ceritanya sampai akhirnya pindah?
Waktu itu Jum’at tuh saya ingat banget, teman-teman pulang sholat. Kan disitu ada masjid dekat. Jadi teman-teman masjid disana.
Paling jam 3 lah setelah selesai sholat Jum’at. Kebetulan saya lagi telepon sama officer kami yang di Jakarta. Bunyi bom seumur-umur saya baru tahu. Bom yang paling teriak selama ini kan, selama disana. Dengar rentetan senjata apa semua itu terdengar jelas. Cuma nggak ngeliat gitu loh.
Nah ini di samping guest house kami kaca-kaca semuanya hancur.
Ibu posisi dimana saat bom itu apakah di dalam ruangan atau di mana?
Posisi saya itu di kamar pas di bawah hoarding. Kan kalau hoarding itu ada besinya tuh. Besinya itu nimpah saya dan nimpah kepala teman. Itu lumayan-lumayan tiga hari gitu bengkak.
Itu hari Jum’at. Kejadiannya kurang lebih jam tiga atau setengah empat agak lupa saya. Langsung saat itu juga kita berkemas. Teman-teman pindah. Kebetulan kita memang sudah survei.
Kita jadi gini. Kita kan cepet tuh harus membaca situasi. Kalau mulai situasi udah mulai memanas. Artinya kita dengar serangan darat itu sudah jelas sekali. Kita nggak tahu dimana. Tapi karena setiap ada serangan darat kami hanya di guest house.
| Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana Sering Ditelepon Presiden Prabowo |
|
|---|
| Terima Tantangan Prabowo, Kepala BGN Ungkap Cerita di Balik Lahirnya Program MBG |
|
|---|
| IoB Dili Timor Leste Balas Kunjungan ke UT Kupang Bangun Kolaborasi Majukan Pendidikan di Dua Negara |
|
|---|
| Bonatua Silalahi Terima Ancaman Saat Mencari Salinan Ijazah Jokowi: Katanya Mau Motong Leher Saya |
|
|---|
| Ade Irfan Pulingan Ungkap Ada Oknum di Balik SK Menkum PPP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Ketua-Relawan-MER-C-Ita-Muswita.jpg)