Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 25 Juni 2024, Gereja dan Keadilan Sosial

Selanjutnya pelayanan kesembuhan diberikan kepada seorang perempuan, mertua Petrus, yang menggambarkan aspek gender.

|
Editor: Oby Lewanmeru
Kompas.com
Ilustrasi keadilan. Renungan Harian Kristen Selasa 25 Juni 2024. 

Prinsip pelayanan yang ditekankan di dalam Alkitab ialah kita tidak memiliki dasar untuk bermegah diri lebih baik dari mereka, sebab sebenarnya kita semua sama sebagai orang-orang berdosa.

Karena itu kehadiran gereja bukan pertama-tama untuk mendiagnosis mereka sebagai orang berdosa yang terikat dengan kekuatan kuasa kegelapan atau semacam itu.

Kondisi sosial inilah yang menjadi fokus PA ini. Pelayanan Yesus di Gadara Kisah di Injil Markus ini paralel dengan Injil Matius dan Lukas.

Jika kita melihat di dalam versi Matius 8, disana berisi sejumlah pelayanan kesembuhan.

Dimulai dari orang kusta yang secara sosial religius menyebabkan ia disingkirkan; dilanjutkan kesembuhan bagi hamba seorang perwira, padahal biasanya seorang hamba dianggap tidak berguna ketika ia menderita sakit.

Selanjutnya pelayanan kesembuhan diberikan kepada seorang perempuan, mertua Petrus, yang menggambarkan aspek gender.

Dan sesudah seluruh pelayanan itu, Tuhan Yesus mengajak para murid menyeberang ke daerah non Yahudi, Gadara.

Daerah yang mestinya dianggap haram bagi orang Yahudi. Tetapi pelayanan Tuhan Yesus bersifat ekspansif, keluar dari zona eksklusif.

Ada berapa banyak orang yang akan dilayani? Satu orang (Matius: dua orang). Ia hidup secara liar di sekitar tempat pemakaman umum.

Keberadaan mentalnya menjadi ancaman bagi masyarakat, karena itu ia dibelenggu dengan rantai, namun terlepas.

Keadaannya sangat menderita. Kehadiran Yesus sudah ia ketahui dan ia menyapa Yesus, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi?

Demi Allah jangan siksa aku!” Namanya Legion, menunjuk kepada jumlah pasukan jahat yang menguasai orang ini. Biasanya Yesus mengusir (4:24), tapi di Gadara, setan menaklukkan diri kepada Yesus.

Setan tahu bahwa Yesus akan datang sebagai hakim. Setan tahu siapa Yesus dan tahu dirinya bukan apa-apa. Yesus membawa para murid ke tengah situasi pelayanan yang tidak nyaman untuk belajar memahami natur misi Yesus.

Orang yang dipanggil untuk menjadi murid Kristus tidak akan membenarkan diri kerja asal-asalan dan tinggal di zona nyaman.

Yesus membawa mereka ke medan pelayanan yang jauh dari kenyamanan, bahkan bahaya. Tujuan Yesus ialah menunjukkan siapa yang berotoritas atas setan dan roh-roh yang paling jahat.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved