Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Musuh kog Dikasihi

Sabda Tuhan yang kita dengar pada hari ini sangat bermakna bagi kehidupan rohani. Ada dua hal yang patut kita catat dalam hidup pribadi

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Musuh kog Dikasihi 

Oleh: Pastor John Lewar,SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juni 2024, Musuh kog Dikasihi

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XI (H).

Lectio:
1Raja 21:17-29
Mazmur 51:3-4.5-6a.11.16
Injil: Matius 5:43-48

Meditatio:
Selagi kita masih bernapas selalu saja ada orang yang menjadi kawan dan lawan, sahabat dan musuh. Ada orang yang begitu dekat dengan kita kini menjauh dan menyakiti kita dengan kata-kata dan perilaku tertentu.

Masingmasing orang tahu dan alami itu. Mari kita mengambil waktu sejenak membayangkan mereka dan merenungkannya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 16 Juni 2024, Allah Bekerja Dalam Kesunyian

Pernah terjadi, ada seorang tentara Amerika menderita luka parah karena ditembak oleh para tentara Vietnam. Ia merintih kesakitan di pinggir sebuah hutan di Vietnam. Tiba-tiba datanglah seorang anak perempuan Vietnam dan
menyapanya dengan ramah.

Anak itu mengatakan kepada tentara Amerika itu untuk tidak merasa takut dengannya. Anak itu melihat kaki dan tangan tentara itu luka parah maka ia mengambil kain yang ada di pinggangnya untuk membalut semua luka tentara itu.

Sambil membalut luka-luka, anak itu berkata kepadanya: “Hari ini kalian berperang melawan orang-orang kami. Banyak orang yang tewas karena senjata api dan biologis. Tetapi bagimu saat ini lain. Kita bersahabat. Aku merawat kakimu seperti aku merawat kakiku sendiri. Aku merawat tanganmu seperti aku merawat tanganku sendiri. Kita semua masih manusia”.

Tentara itu merasa bersyukur karena ternyata musuh juga dapat menjadi sahabat. Di saat-saat yang sulit dan ekstrim Tuhan selalu mengutus orang-orang tertentu, bahkan musuh juga dapat menjadi sahabat yang menolong. Itulah indahnya kehidupan manusia karena selalu memiliki musuh dan sahabat.

Pertanyaan bagi kita adalah, mengapa orang masih suka bermusuhan? Apakah untungnya orang bermusuhan satu sama lain? Biasanya kalau bermusuhan pasti rasa benci menggebu-gebu. Orang menjadi lupa dengan jati dirinya sebagai manusia.

Pada hari ini Tuhan Yesus mengajar para muridNya untuk memiliki cinta kasih lintas batas. Artinya memiliki kemampuan untuk mengasihi semua orang tanpa kecuali. Di dalam hukum lama memang dikatakan dengan jelas: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuh-musuhmu”. Tetapi Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian”.

Wah ini bukan perkara yang gampang, tetapi hal yang tersulit di dunia terkhusus bagi setiap hati yang disakiti. Musuh kog dikasihi, para penganiaya kog didoakan. Ini memang ajaran yang sama sekali baru! Kalau kita dapat
berlaku seperti yang diajarkan Yesus maka kita sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Sama seperti Bapa yang mengasihi siapa pun, kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Kasih Bapa menunjuk pada kehendak yang tidak terkalahkan untuk mengasihi.

Mengapa Yesus mengajar demikian? Karena Yesus tahu bahwa Bapa di Surga mengasihi semua orang. Allah Bapa menciptakan matahari dan hujan untuk orang baik dan orang yang tidak benar. Orang-orang yang tidak benar juga
dapat berlaku baik di antara mereka.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved