Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 16 Juni 2024, Allah Bekerja Dalam Kesunyian
Allah bekerja dalam kesunyian. Inilah pesan yang diwartakan dalam bacaan Injil: Markus 4:26-34, perumpaan tentang Kerajaan Allah.
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 16 Juni 2024, Allah Bekerja Dalam Kesunyian
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Minggu Biasa XI (H)
Lectio:
Yehezkiel 17:22-24; Mazmur 92:2-3,13-14,15-16
2 Korintus 5:6-10
Injil: Markus 4:26-34
Meditatio:
Menjadi populer, tenar dan disanjung adalah godaan zaman now. Orang senang mengarahkan perhatiannya ke sana. Secara rohani, disebut narcisme spiritual. Kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi memudahkan dan memanjakan orang untuk mengunggah atau upload apa saja yang kita inginkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 16 Juni 2024, Ia Selalu Menepati Janji-Nya
Positifnya adalah berita atas peristiwa apa saja yang perlu direspon cepat dapat disiarkan secara langsung. Negatifnya adalah orang bisa disibukkan pada diri sendiri tanpa mengutamakan sekitar yang perlu mendapat perhatian pertama. Di samping itu, kemudahan tersebut bisa menyemarakkan hoax. Di balik itu semua adalah hasrat untuk tenar, populer dan mendapat sanjungan.
Parahnya adalah hasrat tersebut merambah masuk ke ruang-ruang spiritual, menjadi narcisme spiritual. Orang merasa puas diri dengan kebaikan-kebaikan yang telah dibuat, tanpa disadari motivasi dangkal yang menggerakkannya. Orang menjadi latah tebar pesona kebaikan diri.
Apakah ini salah? Oohh..NO! Tidak! Hanya saja tidak cukup bagi orang beriman. Orang beriman orientasinya adalah Allah, bukan dirinya sendiri! Allah bekerja dalam kesunyian. Inilah pesan yang diwartakan dalam bacaan Injil hari ini, Markus 4:26-34, perumpaan tentang Kerajaan Allah.
Dikatakan, “Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu!”
Allah tidak pamer pesona kebaikan-Nya sendiri. Allah bahkan tidak populer dan tenar. Alih-alih dilirik, Allah tidak menjadi rujukan, bisa dikatakan tergeser dengan kemajuan teknologi. Allah bekerja dalam kesunyian. Injil melanjutkan, “Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”
Allah bekerja dalam diam untuk kesejahteraan orang lain. Bukan untuk kepuasan diri-Nya sendiri, tetapi untuk kebahagiaan dan kehidupan orang lain.
Kehadiran yang menenteramkan. Tanda kedua Kerajaan Allah adalah pertumbuhan dan kehadiran yang menenteramkan. Perumpaan dalam Injil menyebutkan, “Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang
ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya.”
Mau bertumbuh dan memberikan ketenteraman, inilah pesan perumpamaan kedua. Kita dipanggil untuk
bertumbuh baik dalam kepribadian maupun dalam iman. Bahaya yang perlu diwaspadai adalah “malas tumbuh.” Millenial bilang “mager” (malas gerak) atau “’ga’ move on.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.