Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Senin 17 Juni 2024, Memulihkan Rasa Keadilan

Mari kita lihat seorang pemabuk. Dengan kebiasaan harus minum minuman memabukkan setiap hari, ia merasa itu adalah kebebasan dan haknya.

Editor: Oby Lewanmeru
Kompas.com
Ilustrasi Keadilan. Renungan Harian Kristen Senin 17 Juni 2024, 

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Senin 17 Juni 2024, Memulihkan Rasa Keadilan, merujuk pada KITAB 2 SAMUEL 12:1-14.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Juni 2024. 

Suluh Injil Juni 2024 dengan Tema Bulan JUNI 2024 “Hidup Berkeadilan”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Rasa keadilan adalah pemberian Allah yang ditaruh di dalam hati setiap manusia, sehingga seorang anak kecil pun dapat berkata, “mengapa dia dapat lebih dari saya”.

Rasa keadilan telah ditanam oleh Allah di dalam hati manusia sebagai kompas untuk menuntunnya mampu merasakan adil dan tidak adil serta mampu memperlakukan orang lain dengan adil juga.

Tetapi dosa mengakibatkan kompas keadilan itu rusak. Kapan kompas keadilan itu menunjukkan tanda kerusakan?

Ketika manusia merasa tidak puas akan Allah, di taman Eden, dan menjadi iri hati. Manusia merasa seharusnya ia mendapatkan lebih dari yang Allah sudah berikan.

Allah tidak adil ketika Ia menahan sebagian berkat dan melarang manusia menikmati segala sesuatu dengan bebas.

Keadilan bagi manusia ialah bebas. Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa ternyata manusia tidak pernah memiliki kebebasan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 15 Juni 2024, Allah Mencintai Tanpa Syarat

Mari kita lihat seorang pemabuk. Dengan kebiasaan harus minum minuman memabukkan setiap hari, ia merasa itu adalah kebebasan dan haknya.

Tetapi lihatlah ketika ia hanya bisa memilih untuk minum dan tidak mampu menolak, bukanlah ia sebenarnya tidak bebas?

Inilah yang terjadi pada raja Daud. Hawa nafsu seksual membuatnya tidak mampu memilih yang benar atau menolak pikiran jahat.

Ia diperbudak hawa nafsu. Ia tidak bebas. Ia membawa istri Uria dan merancang kematian Uria. Allah sangat murka kepad Daud.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved