Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Sabtu 15 Juni 2024, Allah Mencintai Tanpa Syarat

Tetapi dengan mencintai kita, Allah sedang mengubah hati kita untuk berbalik dari memusuhi menjadi mengasihi Dia.

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Sabtu 15 Juni 2024, Allah Mencintai Tanpa Syarat
FACEBOOK
Allah mencintai umatnya tanpa syarat

Oleh karena cinta Allah yang tanpa syarat, hidup kita menjadi berarti.

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Sabtu 15 Juni 2024, Allah Mencintai Tanpa Syarat, merujuk pada KITAB IBRANI 6:9-20.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Juni 2024. 

Suluh Injil Juni 2024 dengan Tema Bulan JUNI 2024 “Hidup Berkeadilan”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Allah mencintai kita tanpa syarat. Ia tidak menunggu sampai kita menjadi orang benar, orang baik, rendah hati dan hidup dalam kasih baru Ia mau menerima dan mengasihi kita. Ia tidak menunggu kita berkata “tolonglah saya, Tuhan”, baru Ia mau menolong kita.

Ketika Allah memutuskan untuk mencintai kita, Ia tahu bahwa kita masih hidup dalam permusuhan dengan Dia, melalui dosa-dosa kita.

Tetapi dengan mencintai kita, Allah sedang mengubah hati kita untuk berbalik dari memusuhi menjadi mengasihi Dia.

Tanpa Allah mencintai maka kita akan tetap hidup dalam dosa dan menjadi musuh Allah. Tetapi apakah itu berarti Allah memaksa kita untuk menerima Dia dan mencintai Dia?

Dalam cinta ada ketertarikan tanpa paksaan. Allah tidak terpaksa dan ketika kita pun mencintai Allah, bukan karena rasa terpaksa.

Dalam hal ini marilah kita memahami bahwa kita tidak dapat menarik Tuhan untuk mencintai kita, tetapi Tuhanlah yang menarik kita untuk masuk dalam relasi cinta kasih. Kita ditarik oleh Tuhan untuk menikmati cinta kasih-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Jumat 14 Juni 2024, Yesus Tidak Membedakan Orang

Kitab Ibrani menggambarkan kasih Allah yang berlimpah dan respons manusia, dalam dua hal yakni Allah bersumpah dan manusia berpengharapan.

Allah tidak main-main dengan kasih-Nya sehingga Ia bersumpah untuk memeteraikan kasih-Nya yang tanpa syarat itu dalam sumpah kepada Abraham.

Walaupun manusia sering berubah hati kepada Allah, namun Allah setia; Ia berpegang kepada sumpahNya; Allah tidak mungkin berdusta. Kepastian janji Allah inilah yang menjadi pegangan bagi umat untuk berpengharapan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved