Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Senin 10 Juni 2024, Kebaikan Allah Bagi yang Rentan dan Marjinal
Yesus Kristus sebagai kegenapan upaya transposisi niscaya memiliki hari depan yang berpengharapan.
Allah adalah Allah kerentatan, Allah kerapuhan, Allah penderitaan tetapi sekaligus Ia adalah Allah yang berkuasa memulihkan. Ia mengambil tempat yang paling rendah tanpa privilage apapun, karena Ia tidak ingin tampil dalam rupa yang menakutkan.
Ia ingin dikenali manusia melalui tindakan-Nya memasuki penderitan, kesulitan dan kelemahan kita. Dengan jalan ini menunjukkan bahwa Allah adalah sungguh manusiawi (Deus hummanissimus) yang berlimpah kasih sebagaimana dikatakan oleh Schillebeeckx dalam Nolan yang dikutip Sugirtharajah[1].
Karena itu setiap kita yang berkeluh kesah boleh berseru denganiman: “Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala (Ratapan 5:21).
Kebaikan Allah bagi yang rentan dan marjinal adalah sebuah intervensi ilahi melalui waktu dan ruang tertentu sebagai upayatransposisi.
Transposisi untuk membawa kita kepada kebaharuan hidup (bdk.Wahyu 21:5), karena itu Allah senantiasa memperdengarkan suara-Nya, dan tidak berhenti di sini. Allah uga menyatakan kuasa transposisional itu lebih tegas dan terang dalam inkarnasi dan atau kenosis YesusKristus.
Merekarentan dan marjinal, karena menerima kebaikan dalam ruang dan waktu hidupnya (Allah dan manusia menyejarah) dengan mendengarkan dan mengimani perkataan-perkataan Allah (aspekkomunikasi) dan memandang kepada Yesus Kristus sebagai kegenapan upaya transposisi niscaya memiliki hari depan yang berpengharapan.
Pengharapan, sebagaimana dikatakan Yewangaoe adalah sebuah kata pendek yang bisa saja lalu dari perhatian kita, akan tetapi kata ini bermakna sekali bagi keberlanjutan hidup bagi orang beriman.
Pesan Penguatan
Sebagai manusia, setiap kita memiliki pengalaman bagimana kita jatuh dan tertunduk dengan erbagai persoalan namun dalam situasi pelik seperti itu kita perlu memandang kepada Tuhan dan berteriak memohon pertolongan-Nya, bahkan disaat kita merasa dipermalukan, dihindari, dilecehkan karena kesalahan orang lain ataupun karena kelalaian kita.
Pesan kuat dari Mazmur 145 adalah Tuhan dekat kepada kita yang patah hati dan remuk jiwa. Pada luka-luka bathin, kelak kita akan menemukan sidik jari pemulihan dari Allah.
Allah akan memulihkan kita menyembuhkan kita dengan kasih-Nya. Bukankah, kita yang rentan dan marjinal juga berjalan di atas jejak kaki Allah, dan karenanya tidak mungkin kita tersesat dan hilang harapan, demikian Moltman berbicara tentang keberlanjutan hidup karena pengharapan masih ada!
Pengharapan itu ada dalam kebaikan Allah. Kebaikan Allah adalah titik berangkat bagi kita yang rentan dan marjinal untuk melangkah maju, mundur atau pun bergeser dari keterpurukan, kekosongan dan kehampaan kepada kepenuhan hidup (ay 16:17).
Kebaikan Allah merupakan momentum penguatan bagi yang rentan dan marjinal dar iposisi tersudut atau terpingir ke posisi yang diperhitungkan (yang memiliki posisi tawar/bargaining posision) sebagai pribadi bernilai.
Penutup
Allah itu adalah pengasih, penyayang, panjang sabar demi keadilannya karenaitu, jangan menutup pintu hati untuk pengharapan akan pemulihan dari kerentanan, kerapuhan dan kejatuhan karena berat dan banyaknya masalah yang kita hadapi Jangan membiarkan hati terbuka pintu bagi depreasi dan keputus-asaan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.