Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Senin 10 Juni 2024, Kebaikan Allah Bagi yang Rentan dan Marjinal

Yesus Kristus sebagai kegenapan upaya transposisi niscaya memiliki hari depan yang berpengharapan.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Pdt. Nope Hosiana Daik, M.Th 

2). Allah itu setia dan adil (13c, 13 d. 17)) Tuhan itu setia dalam segala perbuatan-Nya demi keadilan-Nya. Dia setia dengan perbuata/pekerjaan-Nya yang besar dan perkasa, dasyat agar manusia merasakan keadilan-Nya. Kasih setia Allah kepada manusia adalah semata-matademi  keadilan-Nya.

3).Siapakah yang mengalami kasih sayang, kesabaran dan keadilan Allah?

Pekerjaan/perbuatan Allah yang mengandung kasih sayang, kesabaran demi keadilan-Nya dinyatakan terutama sekali bagi mereka yang membutuhkan.

Mereka adalah kelompok prioritas, yang diutamakan, yaitu: mereka yang jatuh dan tertunduk 14. Dalam 14,15 juga dikatakan bahwa mereka yang jatuh dan tertunduk dihubungkan dengan ketidak tersediaan makanan, kelaparan, kemiskinan, ketelanjangan, namun tidak berarti hanya tentang masalah kebutuhan-kebutuhanfsik/material saja yang Allah pedulikan.

Setiap orang yang jatuh dan tertunduk adalah mereka yang mengalami berbagai masalah, persoalan ekonomi, persoalan hilang harga diri, martabat, kepercayaan karena berbagai alasan. Semuanya Allah peduli. 

Mereka menjadi kelompok prioritas karena mereka adalah orang-orang yang memandang kepada Allah untuk menantikan pertolongan dari-Nya. Mereka adalah orang-orang yang takutakan Dia dan berteriak minta tolong untuk diselamatkan (18).

Mereka masih mengingat Allah, masih memiliki rasa takut kepada Allah yang menjadi ingatan kepada besarnya kasihsetia, kesabaran, kebajikan Allah. Terhadap mereka Allah membuka tangan.

Allah tidak menarik tangan-Nya dan menyembunyikan dari mereka karena Allah tahu orang-orang seperti biasa rentan untuk diabaikan, rentan untuk disepelekan, rentan untuk diremehkan, rentan untuk dilalui bahkan diludahi dan tidak dianggap sebagai orang (manusia).

Kisah Ayub yang teriakannya diabaikan oleh sahabat2nya hanya karena ia sudah jatuh dan terpuruk, yang ia dapatkan adalah sejumlah kata-kata penghakiman yang menyudutkan, mempersalahkannya atau menghakiminya dan bukan untuk menopangnya agar kembal itegak); kita ingat seorang yang celaka tetapi diabaikan saja oleh seorang imam yang lewat demi menjadi kesucian statusnya, dibandingkan dengan seorang Samaria yang dianggap najis tetapi hati yang suci sebagaimana dalam perumpamaan yang disampaikan Yesus sebagai “gugatan” terhadap sifat “abai” dari manusia terhadap sesamanya dengan alasan-alasan yang tidak manusiawi.

Dunia biasanya lebih cepat menaruk respect kepada mereka yang kuat, yang hebat dengan berbagai pertimbangan kenyamanan diri, perlindungan diri, privillagedlsnya. Akan tetapi Allah ingin membungkus, memeluk, mendekap, merangkul, meraih dan menggendong semua yang terluka karena berbagai bentuk kejahatan.

Allah adalah Allah kerapuhan, Allah kerentanan dan  Allah penderitaan karena Ia tidak meninggalkan kita saat kita rapuh, saat kita rentan, saat kita menderita sekalipun karena dosa dan kesalahan kita.

Allah justru memilih memasuki kerentanan kita untuk memperlihatkan kuasa-Nya. Ia panjang sabar dan mahabaik, tidak pernah iamenginginkan kehancuran kita. Karena itu Allah selalu punya cara untuk memanggil kita kembali kepada jalan kebenaran dan hidup meskipun kita sudah memetik buah pengetahuan baik dan jahat.

Sebagaimana Allah memanggil dan mendekap kembali Adam dan Hawa dengan kasih setianya yang berkeadilan, demikian pula terhadap kita, ada panggilan pemilihan (bdk. kisah kejatuhan manusia dan panggilan Allah kepada mereka untuk berpulih: Kej.3).

Dalam pemahaman yang demikian, kita memndang Mazmur ini membawa ingatan kepadaYesus  (bernada kristologis), yang berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang pasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapatkan ketenangan

Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11;28-30). Di dalam Yesus kita sungguh-sungguh mengalami kasih Allah kepada dunia agar dunia mengalami pemulihan dan bukan kebinasaan (Yoh.3:16).

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved