Liputan Khusus

Lipsus - Warga Oelnasi dan Oelpuah 22 Tahun Tak Dapat Air Bersih

Mereka dijanjikan akan memperoleh air bersih pasca dibangun bendungan itu 22 tahun lalu.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/RYAN TAPEHEN
Seorang warga memandang Bendungan Tilong yang berada di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. 

Dia meminta, Pemerintah untuk segera merealisasikan janjinya. Karena sudah ada instalasi pipa terpasang. Mestinya segera dibuat sumur bor agar bisa menjawab kebutuhan air bersih bagi semua warga disana. "Kami sudah minta dari dua tahun lalu tapi mereka bilang akan sampaikan ke atasan tapi sampai hari ini belum terjawab," tukasnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Bendungan Timur Bagian Barat BWS NT 2, Samuel Ch. Ahap, yang dikonfirmasi terkait hal ini, belum memberikan respon. Dihubungi melalui pesan WhatsApp, telepon, belum direspon.

Untuk diketahui, Bendungan Tilong dibangun oleh PT Waskita Karya (waskita) di NTT dan diresmikan oleh Presiden RI, Megawati Soekarnoputri tanggal 12 Mei 2002. Peresmian berlangsung di Kantor Gubernur NTT, dihadiri oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Soenarno, serta Gubenur NTT, Piet A Tallo.

Pembangunan fisik Bendungan Tilong itu mulai dikerjakan Desember 1998 hingga Desember 2001.

Biaya untuk pembanguanan bendungan sebesar Rp 88,3111 miliar, loan JBIC US 5,611 juta dolar, termasuk untuk jaringan air baku.

Bendungan ini dirancang untuk mengairi sawah seluas 1.484 ha, padahal sawah saat itu hanya 540 ha yang terdiri dari irigasi Tasipah 177 ha, Batu Oe 78 ha dan Noelbaki 285 ha. Debit rencana sebesar 2,23 m3/detik.

Bendungan Tilong ini dipersiapkan untuk suplay air baku bagi warga Kota Kupang. Bahan air baku sebesar 150 liter per detik atau 4,5 juta kubik per tahun. Hal ini berarti dapat melayani kebutuhan air baku penduduk Kota Kupang sebanyak 24.691 KK atau 123.455 jiwa.

Selain itu, Bendungan Tilong juga dipersiapkan untuk menampung air hujan yang turun di sepanjang daerah alisan sungai (DAS) dengan kapasitas tampung sebanyak 19,07 juta meter kubik dengan luas genangan 154,9 ha.

Tipe bendungan urugan, elevasi mercu 162 meter, lebar mercu 65 meter. Saat itu jaringan irigasi telah dibangun saluran pembawa sepanjang 24,20 km yang terdiri dari saluran pembawa kanan 16,92 km dan saluran pembawa kiri 7,28 km.

Pada saat selesai pembangunan, mulai diisi air pada 9 Mei 2001. Saat itu, tinggi muka air Bendungan Tilong sudah mencapai 96,45 meter, artinya besar volume air yang sudah tersimpan sebanyak 14,12 juta meter kubik, dengan menggenangi 126,17 ha area genangannya. 

Koordinasi dengan BWS NT II

Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba, tidak berkomentar banyak saat dimintai komentarnya terkait pengeluhan masyarakat Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, yang tidak kebagian air dari Bendungan Tilong.

Alexon menegaskan, pengelolaan Bendungan Tilong itu merupakan kewenangan penuh dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II atau BWS NT II. Namun, tegas Alexon, bila ada persoalan terkait dengan kebutuhan masyarakatnya, maka dia berjanji akan turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini.

"Alasan kenapa air belum sampai itu kami tidak bisa berkomentar. Tapi, sebagai kepala daerah yang mempunyai wilayah administrasi dimana Bendungan Tilong itu berada, tentu kami akan berupaya berkomunikasi dengan teman-teman di BWS," ungkapnya.

Alexon mengatakan, pengeluhan dari masyarakat Oelnasi, juga sudah Pemkab terima. Alexon menambahkan, dia mendapat informasi bahwa pada saat pembangunan awal dan saat penyerahan tanah ulayat masyarakat kepada BWS itu, ada perjanjian diantara kedua belah pihak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved