Belu Terkini

Empat Uskup Hadiri Perayaan 25 Tahun Imamat RD Maxi Un Bria

Dalam homilinya, Mgr. Agustinus Agus menekankan makna perdamaian sejati yang bersumber dari kasih dan keadilan. 

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
TAHUN IMAMAT -Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat (Perak Imamat) RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S.Ag., M.Sos., berlangsung meriah di Gereja Sta. Sesilia Kotafoun, Kabupaten Malaka, NTT, Jumat (5/9/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat (Perak Imamat) RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S.Ag., M.Sos., berlangsung meriah di Gereja Sta. Sesilia Kotafoun, Kabupaten Malaka, NTT, Jumat (5/9/2025).

Perayaan Ekaristi Kudus dipimpin oleh Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr, didampingi tiga Uskup Emeritus yakni Mgr. Agustinus Agus, Mgr. Aloysius Sudarso, dan Mgr. Petrus Timang. 

Misa ini juga diikuti ratusan imam konselebran serta dihadiri ribuan umat dari berbagai wilayah.

RD Maxi Un Bria, yang akrab disapa memilih motto imamatnya "Pax Vobis: Damai Bagi Kamu" (Yoh 20:26). Motto ini menjadi pegangan dalam menjalani panggilan imamat untuk selalu menebarkan damai.

Dalam homilinya, Mgr. Agustinus Agus menekankan makna perdamaian sejati yang bersumber dari kasih dan keadilan. 

Baca juga: Sebanyak 60 Pemuda dari Kabupaten Belu Ikut Pelatihan Kerja ke Jepang


Mgr Agus mengingatkan umat agar tidak berhenti hanya berbicara soal perdamaian, tetapi sungguh menghadirkan damai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat.

“Damai itu mahal. Damai ada hubungannya dengan kasih, ada hubungannya dengan keadilan. Kalau kita sungguh menghidupi kasih, maka damai itu akan nyata, mulai dari keluarga sampai bangsa,” tegasnya.

Uskup Agus juga menyinggung situasi bangsa yang masih sering diwarnai ketegangan politik dan sosial. Ia berharap umat beriman dapat menjadi pembawa damai di tengah tantangan zaman.

“Banyak hal kecil bisa kita lakukan untuk menciptakan suasana damai. Dalam rumah tangga, dalam relasi antar saudara, jangan biarkan hal sepele merusak kasih. Seorang imam pun dipanggil bukan hanya berkhotbah tentang damai, tetapi menghadirkannya dalam sikap hidup sehari-hari,” ujarnya.

Uskup Agus menambahkan, kunci utama menghadirkan damai adalah kerendahan hati. “Semakin tinggi jabatan atau peran, semakin besar tantangan untuk rendah hati. Tetapi tanpa kerendahan hati, sulit tercipta damai yang sejati,” pesan Uskup Agus. (gus) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS    

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved