Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 3 Juni 2024, “Penggarap Kebun”

Pada periode 1885–1887, banyak pemeluk Katolik dan Anglikan yang dieksekusi karena menentang perintah itu.

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Senin 3 Juni 2024, “Penggarap Kebun” 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 3 Juni 2024, “Penggarap Kebun”

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

Hari Senin, 3 Juni 2024 Biasa Pekan IX

Pesta Sto. Karolus Lwanga, Martir

Bacaan I: 2Ptr.1:1-7

Injil: Markus12:1-12                                                                    

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kebun itu tempat para petani  melakukan aktivitas harian mereka untuk menanam sesuatu untuk dipetik hasilnya bagi hidup mereka.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Juni 2024, “Corpus Christi”

Namun para petani ini pun tak semua memiliki tanah sendiri sehingga yang mereka lakukan agar bisa tetap hidup dan menghidupi keluarga adalah dengan menggarap kebun milik orang lain.

Maka mereka menjadi penggarap kebun orang lain demi kelangsungan hidup mereka dan turunan walaupun mereka tidak selalu mendapatkan pembagian yang adil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari ini gereja secara khusus memperingati Santo Karolus Lwanga seorang martir yang berasal dari, Uganda, Afrika

Charles Lwanga (01 Januari 1860 – 03 Juni 1886) adalah orang Uganda yang berpindah agama ke Katolik Roma dan diangkat sebagai santo oleh Gereja Katolik dan Persekutuan Anglikan. Lwanga lahir di Kerajaan Buganda dan mengabdi untuk Raja Mwanga II dari Buganda.

Sebagai bagian dari upaya menentang kolonisasi asing, raja memerintahkan para pemeluk baru agama Kristen di Uganda untuk keluar dari agama itu. Pada periode 1885–1887, banyak pemeluk Katolik dan Anglikan yang dieksekusi karena menentang perintah itu.

Lwanga dan para martir Uganda lain yang mati bersamanya dikanonisasi pada 18 Oktober 1964 oleh Paus Paulus VI.Santo Karolus Lwanga bersama sebagian besar dari 22 martir Uganda dibunuh pada tanggal 3 Juni 1886. Mereka dipaksa berjalan tiga puluh tujuh mil jauhnya (± 60 km) ke tempat pelaksanaan hukuman mati.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved