Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 3 Juni 2024, Cinta Kasih Menuntut Pengorbanan Diri
Perumpamaan Yesus memperlihat tiga figur yang dapat menantang kita dalam pertumbuhan iman dan cinta kasih
Oleh : RP. John Lewar SVD *)
POS-KUPANG.COM- Tersaji Renungan Harian Katolik yang ditulis RP. John Lewar SVD Pw St. Karolus Lwanga dkk, Mrt (M) berjudul, Cinta Kasih Menuntut Pengorbanan Diri.
Lectio: 2Petrus 1:1-7, Mazmur 91:1-2.14-15ab.15c-16, Markus 12:1-12
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.
Meditatio:
Dalam kisah injil Markus hari ini, Yesus menyampaikan pengajaranNya dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan Yesus memperlihat tiga figur yang dapat menantang kita dalam pertumbuhan iman dan cinta kasih. Pertama, Figur pemilik kebun anggur. Dia hebat, memiliki visi ke depan yang bagus.
Dia menyiapkan kebun anggur, membuat pagar yang bagus, menggali lubang pemerasan dan menara jaga. Dia mempercayakan semuanya itu kepada para penggarap. Pemilik kebun anggur menunjukkan dua sikap penting: memiliki rasa percaya kepada para penggarap dan kesabarannya. Sikap figur pemilik kebun anggur hendaknya kita ikuti dalam hidup setiap hari dengan memberi kepercayaan dan bersikap penuh kesabaran.
Banyak utusan yang diutusnya tetapi mereka dianiaya bahkan dibunuh oleh para penggarap. Apakah kita juga sabar terhadap orang-orang yang menyakiti kita? Figur pemilik kebun anggur adalah Tuhan sendiri. Kedua, Figur para utusan. Para utusan melakukan apa yang ditugaskan oleh majikannya. Mereka tidak merasa ragu atau takut karena mereka menghambakan diri dalam melayani.
Mereka adalah para nabi yang banyak mengalami penganiayaan. Putra tunggal sebagai utusan terakhir adalah Yesus sendiri. Ia juga mengalami kematian tragis, dibunuh di luar kota Yerusalem. Pada zaman ini anda dan saya adalah utusan Tuhan. Ekaristi yang selalu dirayakan diakhiri dengan perutusan. Kita diutus untuk membawa kasih, kesabaran dan damai Tuhan.
Ketiga, para penggarap. Yang Yesus maksudkan adalah para imam kepala, tua-tua dan para ahli Taurat. Mereka semua bukan orang bodoh, mereka mengerti Kitab Suci. Masalahnya adalah pada kerakusan dan kerasnya hati mereka. Mereka menolak Tuhan dan para utusanNya. Yesus berkata kepada mereka: “Batu yang dibuang oleh para tukang bangunan telah menjadi batu penjuru”. Yesus mengalami penolakan tetapi Dia tetap menjadi batu penjuru.
Kita juga dapat menolak kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita juga dapat melupakan Tuhan sehinga tidak berdoa kepadaNya. Perumpamaan Yesus sungguh tajam. Yesus ingin menggambarkan sebuah kenyataan yang sedang terjadi. Para penggarap kebun anggur itu berlaku sangat kejam. Mereka bahkan membunuh putera sang pemilik kebun.
Mengapa mereka melakukan itu? Karena mereka ingin bertindak sekehendak hatinya sendiri dan menjadi penguasa di tempat yang bukan milik mereka. Kelompok orang yang tidak tahu terimakasih atas budi baik dan pengorbanan orang lain. Perumpamaan ini juga menggambarkan bahwa Yesus akan dibunuh karena kejahatan hati manusia walaupun mereka sudah dibantu dan akan diselamatkan.
Namun kematian Yesus justru membawa hidup baru bagi yang percaya kepadaNya dan bertobat. Dalam kancah hidup kita sekarang, situasi mengejar kekuasaan dan kekayaan masih tampak jelas. Untuk mencapai semuanya itu, kekerasan pun dilakukan. Sungguh mengerikan. Kita kadang bingung menyaksikan situasi ini, bahkan juga bertanya diri apa yang masih kurang di dunia yang serba maju ini?
Persis, yang menjadi kekurangan dunia sekarang ini adalah ‘kasih’. Sekarag kasih sudah banyak diganti dengan harta, kekerasan, kedudukan dan lain-lain lagi. Kasih sudah tercemar sehingga hidup berumahtangga pun menjadi berantakan, persahabatan menjadi rusak. Apakah semua sudah musna, tentu tidak. Justru di sinilah panggilan kita.
Kita mohon bantuan St. Karolus Lwanga dan teman-temannya yang menjadi korban penganiayaan sang penguasa, mendoakan kita agar sabar dan kuat serta teguh percaya kepada Kristus dalam menghadapi segala macam bahaya ketidakadilan dan kejahatan yang merajalela ini. Cinta kasih menuntut pengorbanan diri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.