Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 29 Mei 2024, Bukan Prestise dan Kuasa Tapi Setia Dalam Pelayanan

dua dari antara para murid, yakni Yakobus dan Yohanes, mengajukan permintaan yang mengejutkan.

Editor: Rosalina Woso
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 29 Mei 2024, Bukan Prestise dan Kuasa Tapi Setia Dalam Pelayanan 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 29 Mei 2024, Bukan Prestise dan Kuasa Tapi Setia Dalam Pelayanan

Oleh : Pastor Jhon Lewar, SVD

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor

Lectio:
1Petrus 1:18-25
Mazmur 147:12-13.14-15.19-20
Injil: Markus 10:32-45

Meditatio:
Anda dan saya pasti tahu siapa itu Bunda Teresa dari Kalkuta. Sosok yang dikagumi dunia karena jasanya yang luar biasa terhadap orang-orang termiskin di antara kaum miskin di kota Kalkuta.

Dia melakukan semuanya itu karena cintanya kepada Tuhan. Dedikasi dan semangat pengorbanan yang total itu menjadikan Bunda Teresa sebagai teladan pelayanan dan keberpihakan kepada orang-orang kecil.

Penginjil Markus (10:32-45) hari ini berkisah tentang Yesus dan para murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berada di depan dan para murid mengikuti jejakNya dengan takut dan cemas.

Ia mengungkapkan kepada mereka mengenai penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya di Yerusalem. Yesus berkata kepada mereka: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menjatuhkan hukuman mati kepadaNya, mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah, dibunuh dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit”. Namun, para murid tidak memahami semuanya. Di tengah ketidakpahaman tersebut, dua dari antara para murid, yakni Yakobus dan
Yohanes, mengajukan permintaan yang mengejutkan.

Apa itu? Mereka ingin agar kelak diperkenankan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Nampaknya mereka berdua sangat ambisius untuk menduduki posisi atau jabatan tinggi. Sepuluh murid yang lain marah kepada kedua anak
Zebedeus itu.

Ternyata para murid juga masih memiliki ambisi-ambisi tertentu. Mereka selalu bersama dengan Yesus setiap hari, tetapi masih menuntut prestise dan kuasa. Mereka mungkin masih berpikir bahwa menjadi penjala manusia itu menuntut prestise dan kuasa. Padahal yang dituntut Yesus bukan soal prestise dan kuasa melainkan kesetiaan untuk mengikuti jalanNya.

Setelah menegur Yakobus dan Yohanes, Yesus memanggil semua muridNya. Ia duduk bersama mereka, lalu menjelaskan tentang ambisi dan kebesaran dalam mengikut diri-Nya: “Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu…” Yesus “mencubit” kesadaran mereka dengan mengambil realitas kehidupan manusia.

Sebagian besar pemerintah di dunia cenderung bersikap otoriter, sewenang-wenang, dan bahkan saling mengeksploitasi satu sama lain. Keinginan berkuasa dan bukan untuk melayani adalah akar dari semua
penyakit sosial, ketidakadilan, korupsi, dan dosa-dosa lain yang merusak tatanan hidup bermasyarakat.

Mereka sering lupa akan cita-cita asli kepemimpinan sosial dan hanya tertarik kepada yang satu frekuensi
dengan ambisi mereka.

Hal itu sangat bertolak belakang dengan cita-cita pelayanan Kristus. Sejatinya melayani satu sama lain bukan hanya panggilan bagi mereka yang mendedikasikan dirinya dalam hidup bakti, melainkan dialamatkan untuk semua orang beriman. Sebagai murid Kristus di tengah dunia, kita semua dipanggil untuk melayani sesama, tanpa pamrih, dan tanpa tebang pilih.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved