Pilgub DKI Jakarta

Elektabilitas Anies Masih Tinggi, Namun Tak Mudah Diusung pada Pilgub DKI Jakarta

Meski telah gagal di Pilpres 2024, namun elektabilitas Anies Baswedan masih tinggi dalam Pilgub DKI Jakarta saat ini.

Editor: Frans Krowin
KOLASE/POS-KUPANG.COM
TIDAK MUDAH – Anies Baswedan ternyata tidak mudah maju ke Pilgub DKI Jakarta. Pasalnya tak satu partai politik pun yang memutuskan mengungsungnya dalam perhelatan politik tersebut. 

POS-KUPANG.COM – Meski telah gagal di Pilpres 2024, namun elektabilitas Anies Baswedan masih tinggi dalam Pilgub DKI Jakarta saat ini. Bahkan sampai saat ini namanya masih disebut-sebut sebagai figur yang layak pimpin daerah itu.

Yang jadi masalah, adalah partai politik manakah yang akan menjadi kuda bagi Anies Baswedan untuk maju dan bertarung dalam Pilgub DKI Jakarta nanti?

Sampai saat ini, tiga parpol yakni NasDem, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB belum mengambil keputusan tersebut.

Bahkan masing-masing parpol tersebut bakal mengusung sendiri kader partai ketimbang mengusung figur non kader, sebagaimana Anies Baswedan.

Atas fakta inilah yang berdampak pada posisi Anies sebagai figure yang tak jelas dalam menyambut Pilgub DKI Jakarta yang kini sedang berproses.

Tantangan bagi Anies akan terasa semakin berat manakala Partai NasDem dan PKB benar-benar akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2028 mendatang.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebut bahwa Anies memiliki modal untuk memenangi Pilkada Jakarta, namun itu tak cukup.

Menurut Ujang, Anies sebagai petahana punya modal elektabilitas, popularitas, isi tas, dan akseptabilitas atau penerimaan dari publik dan parpol.

 “Selama Anies punya modal-modal itu, selama punya akseptabilitas tinggi saya meyakini Anies akan ada yang mendorong termasuk Nasdem. PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sinyal-sinyalnya ada,” kata Ujang dalam diskusi di Kompas TV, Rabu 29 Mei 2024.

Namun, Ujang mengatakan, dukungan Nasdem dan PKB bakal juga ditentukan parpol pendukung Prabowo-Gibran.

Diketahui, Nasdem dan PKB mengisyaratkan bakal merapat sebagai partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran bersama partai di KIM.

“Oleh karena itu, kita lihat nanti apakah Nasdem dengan PKB betul-betul mengusung Anies atau tidak. Nah, ini kan ada deal-deal juga dengan Koalisi Indonesia Maju termasuk dengan Pak Prabowo,” ujar Ujang.

Apalagi, Ujang berpandangan bahwa Jakarta termasuk daerah strategis yang kepala daerahnya penting dipegang oleh Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

 “Daerah kunci, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan yang katakanlah daerah strategis itu diusahakan kepala daerahnya dimenangkan oleh Koalisi Indonesia Maju,” katanya.

Atas dasar itu, Ujang menilai bahwa pengusungan Anies oleh PKB dan Nasdem bakal ditentukan dengan bargaining dua partai tersebut dengan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Ada beban psikologis di Nasdem dan PKB ketika sudah masuk pemerintahan Prabowo-Gibran, karena wilayah Jakarta yang strategis yang tadi saya katakan yang didorong adalah yang ingin dimenangkan Koalisi Indonesia Maju walaupun pemilihannya Rakyat Jakarta yang memilih,” ujarnya.

Sementara itu, Ujang mengatakan, peluang PKS mengusung Anies masih 50:50.

Sebab, PKS dinilai bakal prioritaskan usung kader sendiri jika ada yang dianggap mampu.

"PKS kemungkinan besar saya melihat ini bisa ke Anies, juga bisa tidak. Karena, kalau PKS ada kader yang punya elaktabilitas tinggi maka kemungkinan besar akan prioritaskan kadernya. Tetapi, kalau tidak ada maka pilihannya ke Anies,” kata Ujang.

Sebagaimana diberitakan, Anies akhirnya menanggapi serius usulan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 yang sebelumnya dilontarkan Nasdem, PKS, dan PKB.Namun, parpol yang sebelumnya melirik mantan calon presiden (capres) ini sepertinya kini berbalik arah.

PKS menyatakan lebih mengutamakan kader sendiri.

Baca juga: PDIP Berpeluang Menang Jika Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta

Baca juga: Anies Baswedan Berkemungkinan Gagal ke Pilgub DKI Jakarta

Mereka juga menyebutkan, tengah mencari sosok yang benar-benar fokus untuk mengurus Jakarta.

Bahkan, PKS meminta Anies memberikan dukungan kepada kader partainya apabila ke depan diusung dalam Pilkada Jakarta 2024.

"Kami tetap berharap Pak Anies akan tetap dukung kader PKS sebagai calon gubernur DKJ, jika misalnya nanti yang jadi maju kader PKS, bukan beliau," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid.

Demikian juga, PKB yang belakangan mulai pikir-pikir untuk memprioritaskan kadernya.

Salah satu nama yang mulai disiapkan, yakni Ida Fauziyah, kader PKB yang kini menduduki posisi Menteri Ketenagakerjaan.

Namun, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda tidak memungkiri bahwa Anies sudah membangun komunikasi dengan PKB soal Pilkada Jakarta 2024.

Terbaru, Nasdem yang awalnya bersikeras mendukung Anies maju pada Pilkada Jakarta 2024 menyatakan akan mengutamakan kader internal partai.

"Kita utamakan kader, tetapi saya belum bisa mengungkapkan siapa itu karena memang sangat dinamis dan masih dinamis. Tapi saya yakin dan percaya, nanti pasti akan ada yang terbaik dari yang terbaik," kata Ketua Koordinator Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Nasdem, Prananda Surya Paloh, di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2024).

Prananda mengungkapkan, partai membutuhkan waktu dan pemikiran secara khusus untuk menentukan kader yang akan maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Sebab, harus sosok yang terbaik dan diyakini pasti menang.

Dia pun menyebutkan bahwa semua kader berpeluang diusung sebagai calon gubernur Jakarta, termasuk Bendahara Umum Nasdem Ahmad Sahroni dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Jakarta Wibi Andrino.

"Mungkin saja, ini kan sangat dinamis. Pak Anies, mungkin Pak Roni, mungkin Wibi sepupu saya," ujar Prananda.

Sementara itu, pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai nama Zita Anjani masih mungkin menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta dalam Pilkada Serentak 2024.

Tetapi jika untuk menjadi Calon Gubernur (Cagub) Jakarta, dikatakan Ray hal itu sangatlah berat.

"Kalau untuk cawagub, masih mungkin. Tapi kalau untuk cagub, saya kira berat, bahkan sangat berat," kata Ray, Rabu (29/5/2024).

Meski begitu Ray juga menilai mengincar posisi cawagub juga tidak mudah. Sebab, partai lain, di luar PDIP, PKS dan Gerindra, juga mengusung hal yang sama.

"Hampir semua parpol menengah ke bawah mengincar posisi cawagub. Selain PAN ada PKB, Demokrat, bahkan mungkin PSI. Jadi akan masih sangat alot," jelasnya.

Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) mengusulkan Zita Anjani menjadi cawagub DKI Jakarta dalam Pilkada Serentak 2024 mendatang. Nama Zita didorong dari aspirasi kader, simpatisan, dan jaringan partai di Jakarta.

Ketua DPP PAN, Saleh Daulay mengatakan Zita dianggap sebagai sosok politikus perempuan muda yang mampu bekerja maksimal untuk masyarakat. Apalagi, Zita juga dikenal memiliki pergaulan yang luas.

"Mbak Zita itu politisi perempuan yang pintar, kritis, pekerja keras, humanis, dan memiliki pergaulan yang sangat luas. Ada banyak pekerjaan dalam bidang sosial-politik yang dikerjakan dengan sangat baik. Pengalamannya sebagai pimpinan DPRD DKI juga sangat mendukung. Ditambah lagi, banyak kegiatan PAN berskala besar yang sukses di bawah supervisi dan arahan Mbak Zita," kata Saleh saat dikonfirmasi, Selasa (28/5/2024).

Saleh menjelaskan Zita juga dianggap memiliki andil besar dalam setiap agenda internal PAN. Terakhir, Zita yang mengadakan acara Rakornas Pilkada dan Bimtek PAN yang dihadiri Prabowo selaku presiden terpilih.

"Kalau di PAN, di balik acara-acara besar, biasanya selalu ada mbak Zita. Dia sangat mumpuni memimpin teman-teman lain agar acara terlaksana dengan sukses. Terakhir, acara Rakornas Pilkada dan Bimtek yang dihadiri presiden terpilih, Prabowo Subianto. Acaranya meriah dan terlaksana dengan sangat baik. Banyak kegiatan besar lain sebelumnya yang juga dikawal oleh mbak Zita," ungkapnya.

Tak hanya itu, kata Saleh, Zita juga dianggap sebagai kader yang dekat dengan masyarakat. Dia sering turun ke masyarakat dalam menggerakkan kegiatan sosial.

Selain itu, ia menyampaikan Zita juga memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni untuk maju menjadi cawagub Jakarta. Dia adalah sarjana Ilmu Hubungan Intenasional, gelar master dari University College London hingga gelar diploma Montessori Education.

"Wajar saja jika dalam menggeluti dunia politik, Zita selalu terlihat siap dan cekatan. Walau demikian, Mbak Zita adalah seorang isteri dan ibu yang baik bagi tiga orang putrinya. Di tengah kesibukannya, tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga tidak pernah dilupakan. Dia selalu saja memiliki waktu yang cukup untuk keluarganya," ungkapnya.

Baca juga: Nasib Anies Baswedan Digantung, PKS Belum Berani Ambil Sikap

Baca juga: Anies Baswedan Ternyata Sudah Daftar di PDIP, Tapi Begini Kata Hasto

Dari sekelumit latar belakang di atas, Saleh menilai Zita sangat pantas dipertimbangkan menjadi bakal wakil gubernur DKI Jakarta. Meskipun ia memahami banyak nama yang ditawarkan dari partai lain.

Saat ini, PAN juga aktif membuat simulasi calon-calon yang tepat berpasangan dengan Zita. Diharapkan, akan ada calon yang tepat dipasangkan dan mampu memenangkan pilkada DKI Jakarta mendatang.

"Sebagai partai, PAN tentu memprioritaskan kadernya. Untuk DKI, kami mendorong dan memperjuangkan mbak Zita Anjani. Semoga usaha ini berhasil dan membawa kemajuan bagi warga dan kota Jakarta," pungkasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved