Berita NTT

Tim Peneliti IPDN Lakukan Penelitian di Kawasan Perbatasan Indonesia Timor Leste

Saat tiba di Kota Atambua, Tim Peneliti IPDN langsung melakukan wawancara informal terkait kondisi hotel-hotel yang ada di kota tersebut. 

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si, saat menerima kunjungan Tim Peneliti dari Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si, menerima kunjungan Tim Peneliti dari Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Lembaga Penelitian IPDN tahun 2024 yang berfokus pada Pengembangan Kawasan Perbatasan dan Pengelolaan Potensi Ekonomi di Kawasan Perbatasan RI-RDTL, khususnya di Kabupaten Belu.

Ketua Tim Peneliti IPDN, Dr. Ir. Eko Budi Santoso, MT, mengungkapkan bahwa kehadiran timnya di Kabupaten Belu bertujuan untuk meneliti kawasan perbatasan. 

“Kami ada dua tim peneliti dan saya sebagai salah satu ketua tim yang fokus pada dua hal yakni pengembangan kawasan Motaain di sekitar PLBN, apakah sudah memenuhi standar layak, maju, berkembang serta berkelanjutan; dan apakah kawasan tersebut menjadi halaman depan Indonesia yang membanggakan?” ujarnya, dalam keterangan pers melalui Prokopim Belu, Rabu 22 Mei 2024.

Kata Dia, tim Peneliti IPDN membagi menjadi dua kelompok, dengan salah satu kelompok khusus menangani ekonomi kawasan perbatasan dari Kota Atambua sampai Motaain. 

"Dari sejumlah penelitian yang ada, belum ada satupun peneliti yang fokus pada sebuah daerah yang bisa dikatakan sebagai beranda depan satu negara yang membanggakan. Kami di sini akan melihat apakah wilayah ini sudah cukup membanggakan atau belum. Jika cukup membanggakan, ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia," jelas Dr. Eko. 

Saat tiba di Kota Atambua, Tim Peneliti IPDN langsung melakukan wawancara informal terkait kondisi hotel-hotel yang ada di kota tersebut. 

"Kami melakukan observasi ringkas di hotel, pasar, dan beberapa pusat perbelanjaan. Saya kira Kota Atambua bisa menjadi beranda depan Indonesia yang membanggakan karena ada faktor dorong dan daya tariknya," ungkap Dr. Eko.

Salah satu faktor pendorong utama adalah posisi strategis Atambua sebagai pintu masuk ke Timor Leste. 

“Tidak mungkin ke Dili tanpa melalui Atambua. Atambua memiliki banyak faktor yang menarik orang untuk datang ke sini. Dari wawancara, banyak orang Timor Leste datang belanja di Atambua dan menginap di hotel-hotel sini. Kami juga akan memeriksa apakah mereka datang berobat ke rumah sakit di Atambua,” ucapnya.

Baca juga: Lapas Atambua dan Pemkab Belu Kembangkan Program Pembinaan Kemandirian Warga Binaan

Dr. Eko Budi Santoso juga mengapresiasi Kabupaten Belu karena memiliki Mall Perijinan yang mengkoordinasi berbagai layanan seperti Bea Cukai, Imigrasi, dan Kepolisian. 

"Mall Perijinan ini sangat kreatif, inovatif, dan membanggakan. Di Bandung saja kami belum punya. Di sini, semua urusan izin bisa diselesaikan di satu tempat, tidak perlu berpindah dari satu kantor ke kantor lain," pungkasnya. (cr23) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved